Banyuwangi Agribusiness Startup Competition Diikuti Ratusan Anak Muda Yang Cinta Pertanian

Banyuwangi Agribusiness Startup Competition yang pertama sekali diadakan pada tahun 2017 hingga tahun ini ternyata peminatnya masih tinggi. Antusiasme yang tinggi dari para kawula muda yang mencintai pertanian berbondong-bondong mengikuti ajang ini. Tercatat pada tahun 2019, sebanyak 653 anak muda mengikuti ajang ini dibanding tahun lalu hanya diikuti 400 orang saja.

“Jumlah peserta meningkat dari tahun ke tahun. Artinya, anak muda belum kehilangan minat pada dunia pertanian. Seperti yang sering saya sampaikan, masa depan bukan hanya milik ASN, bankir, atau Youtuber, tapi juga anak muda yang berani masuk ke bisnis pertanian yang sering dipandang sebelah mata,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (16/6).

Baca Juga : Pak Tani Digital on Startup Fest 2019!

Ia pun juga mengatakan bahwa kompetisi ini merupakan suatu inisiasi sebagai cara menarik minat para generasi millenial. Usaha ini juga penting sebagai minat agar millenial mau terjun ke bisnis pertanian dan regenerasi para petani muda.

Selain itu, kompetisi ini juga akan menarik minat anak-anak muda dengan pendidikan yang cukup untuk mengakselerasi dunia pertanian.

“Data menunjukkan, 72% petani berpendidikan SD. Dari ajang ini semoga lahir petani-petani muda visioner dan melek teknologi, baik untuk peningkatan produktivitas, pengolahan pascapanen, maupun pemasaran pertanian,” jelasnya.

Meningkatnya Jumlah Peserta, Bukti Kecintaan Terhadap Pertanian Belum Padam

Pada kompetisi ini, akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu business plan (perencanaan bisnis) dan bisnis rintisan yang sudah berjalan, tungkas Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan. Dari 653 anak muda yang mengikuti ajang tersebut, terbagi atas tim yang mengirimkan 267 proposal. Jumlah ini meningkat dari tahun 2018 yang hanya diikuti 400 peserta dengan 180 proposal. Pemenang akan meraih hadiah modal usaha sebesar Rp 150 juta.

Baca Juga : 5 Teknologi Pertanian Anak Bangsa yang Patut Diapresiasi

Ada yang berbeda dari tahun ini. Jika tahun sebelumnya hanya diikuti anak muda asal Banyuwangi, tahun ini diikuti dari berbagai daerah. Mulai dari Makassar Mataram, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Jember, Batu, Bondowoso, Pasuruan, Kediri, Bangkalan, Bandung, Manado, hingga Semarang. Meskipun 80% mayoritas asal Banyuwangi karena memang sasaran utama , lanjut Arief.

“Beragam proposal masuk, mulai olahan pangan beragam komoditas pertanian, platform internet of things pertanian dan perikanan darat, platform crowdfunding bisnis pertanian, hidroponik, hingga pengolahan limbah pertanian, peternakan, dan agribisnis lainnya,” imbuhnya. Dan pada saat ini telah dipilih 54 finalis yang akan memaparkan proposalnya pada akhir Juni.

Tak hanya pemaparan proposal, rangkaian kegiatan pun menyediakan materi workshop mulai teknologi pertanian, manajemen keuangan petani muda, hingga kemasan produk pertanian. Hadir pula berbagai kalangan mentor yang siap membimbing para peserta. Mulai dari Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT), perencanaan keuangan , hingga startup TaniHub.

“Dengan workshop tersebut, kami berharap mereka tumbuh menjadi petani muda berdaya saing tinggi,” pungkas Arief.

Disadur dari Merdeka.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.