Pentingkah Strategi Adaptasi Perubahan Iklim Di Sektor Pertanian?

Di masa sekarang ini, mungkin kita sebagian sudah mulai sadar bahwa ada yang berubah dari alam kita. Perubahan cuaca yang tidak menentu dari hari ke hari dampaknya mulai kita rasakan secara tidak langsung. Dimulai dari hujan yang tidak menentu, pergantian cuaca yang sudah mulai tidak sesuai lagi dengna keadaan adalah salah satu pertanda perubahan iklim mulai terjadi.

Pentingkah Strategi Adaptasi Perubahan Iklim?

Bagaimana dengan pertanian sendiri? Besarkah pengaruhnya perubahan iklim dengan produktivitas pertanian?

Tentu saja! Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan dengan perubahan iklim. Tentu dampak yang diberikan tidak kecil, akan sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan manusia. Dampaknya akan meluas kepada jumlah produksi pangan terhadap ketahanan Pangan Nasional.

Baca Juga : 7 Cara Mengelola Pengairan Sawah Saat Kekeringan

Lalu apakah yang harus kita lakukan? Tentu haruslah memulai beradaptasi. di era iklim yang tidak menentu ini, petani tentu harus mampu menerapkan pertanian beradaptasi agar dapat sustain untuk jangka panjang tentunya.

Lalu apa yang dimaksud dengan Adaptasi? Menurut UUD No.31/2009 tentang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), adalah suatu proses untuk memperkuat dan membangun strategi antisipasi dampak perubahan iklim serta melaksanakannya, sehingga mampu mengurangi dampak negatif dan mengambil manfaat negatif.

Perubahan iklim tanah pertanian
Ilustrasi : Perubahan iklim tanah pertanian

Benarkah Iklim Berubah?

Lalu pertanyaannya adalah? Benarkan iklim berubah? Yuk intip hal berikut ini.

1. Perubahan iklim yang mempengaruhi perubahan pola hujan, meningkatkan suhu udara dan naiknya permukaan laut. Dampak yang diakibatkan yaitu sering terjadinya banjir atau kekeringan di beberapa wilayah.

Baca Juga : Melihat Perkembangan Pertanian Tomat Modern di Gurun

2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pola pertanian dan waktu tanam. Dapat pula meningkatkan potensi kebanjiran ataupun kekeringan, terjadinya serangan hama hingga pemilihan varietas tanaman.

Dari perubahan diatas, harapannya kita harus mulai beradaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi. Secara tidak sadar sebenarnya perubahan iklim mengambil andil dalam gizi buruk, banjir, kelaparan, kekeringan dan kemiskinan juga.

Ketidakstabilan Iklim Menjadi Kunci

Pernah dengar istilah El-Nino dan El-Nina? Lalu apa hubungannya dengan pertanian? EL-Nino (Bulan Kering) dan El-Nina (Bulan Basah) menunjukkan fenomena musim kemarau dan musim penghujan terjadi pergeseran satu sama yang lain. Akibatnya adalah sering kita melihat bahwa hujan ataupun kemarau tidak datang di waktu yang jelas. Ada yang terlambat, musim kemarau yang terlalu panjang, atau singkatnya adalah cuaca yang tidak stabil.

Baca Juga : Cara Efektif Budidaya Bawang Merah di Lahan Kering

Apa yang akan terjadi bila anda tidak dapat memprediksi iklim? Tentu akan mengakibatkan kerusakan lahan, penurunan hasil, kualitas dan produksi akan menurun dengan kasus terparah menyebabkan gagal panen. Tidak lupa juga akan berdampak kepada ketersediaan air, komoditas peternakan, perkebunan, kehutanan hinga penurunan produksi tanaman pangan. Semua ini diakibatkan dari mundurnya awal musim hujan, makin panjang musim kemarau, bergesernya waktu tanam, musim dan pola tanam, serta menurunnya kualitas lahan.

Strategi Adaptasi Perubahan Iklim

Lalu bagaimana cara mengurangi dampak dari perubahan iklim? Tentunya kita perlu strategi khusus loh. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), ada tiga pilar menerapkan adaptasi perubahan iklim pertanian. Dikenal sebagai Climate Smart Agriculture (CSA). Nah apa sajakah strateginya?

1.Meningkatkan produktivitas dan pendapatan secara berkelanjutan.
2. Adaptasi dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.
3. Mengurangi produksi GRK (Gas Rumah Kaca) teknologi ramah lingkungan.

Dengan menggunakan tiga pilar CSA tersebut diharapkan dapat mewujudkan kegiatan usahatani dengan cara ramah lingkungan tidak menimbulkan pencemaran baru.

Tentunya sistem usaha tani yang memanfaatkan limbah dapat membantu dalam menjadikan sumber kehidupan bagi lahan. Rantai suplai makanan menerapkan distribusi dan rantai pasok produk pertanian secara efisien.

Lahan padi
Ilustrasi : Lahan padi harus menggunakan strategi yang baik agar tetap bertahan di perubahan iklim ini

Teknologi Adaptasi untuk Tanaman Pangan Padi (Oryza Sativa)

Penulis kali ini akan memberikan strategi CSA untuk komoditi padi. Yuk disimak ya.

  • Varietas unggul berumur pendek

Menghindarkan tanaman cengkaman kekeringan dan cocok dikembangkan di wilayah dengan masa hujan yang relatif lebih singkat seperti : varietas = Dodokan, silugonggo, inpari 1, inpari 11, inpari 12, inpari 13, inpari 18, inpari 19, inpari 20.

  • Varietas Toleran Randamen

Varietas ini dapat mengurangi resiko kegagalan panen akibat banjir dan cocok dikembangkan diwilayah yang rawan terkena banjir seperti : varietas = Inpari 4, inpari 5, inpari 29 rendamen, inpari 30 chierang sub 1.

  • Varietas toleran kekeringan

Varietas yang cocok dikembangkan diwilayah dengan periode hujan pendek seperti : Varietas = Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 8.

  • Varietas Toleran Salinitas (Kegaraman)

Adalah varietas yang cocok untuk dikembangkan diwilayah sawah di pesisir pantai yang mengalami kegaraman seperti: Varietas= Banyuasin, Inpari 34 salinagritan.

Baca Juga : Naiknya Tren Program Asuransi Pertanian, Tunjukkan Perhatian Positif Dari Publik


Informasi dan Varietas diatas adalah direkomendasikan oleh litbang.pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian dan diperbanyak oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, untuk informasi, pengetahuan serta untuk diaplikasikan demi keperluan dan kesejahteraan para petani dan penyuluh pertanian yang ingin mengembangkan disektor pertanian. Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Dilansir dari Kompasiana
Oleh Aditya Maarang12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.