Startup Sosial Petani Indonesia
Mau tau informasi mengenai digitalisasi layanan karantina untuk mengekspor? Berikut Pak Tani Digital akan membagikan informasi mengenai hal tersebut. Simak ulasannya!
Digitalisasi Layanan Karantina
Layanan Bantuan Untuk Pengespor
Baca juga: Nilai Ekspor Meningkat, Kesejahteraan Petani Pun Meningkat
Semakin banyak hasil pertanian yang diekspor ke luar negri dengan kualitas yang baik dari setiap daerah yang berpotensi. Sebenarnya banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi pertain yang menjadikan dapat mendorong perekonomian petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tak tinggal diam dan akan terus mendorong pengembangan layanan perkarantinaan pertanian secara digital.
Digitalisasi layanan karantina ini terus diperkuat sebagai bagian dari akselerasi ekspor pertanian.
Untuk mempercepat layanan ekspor agar nilai ekspor dapat terus meningkat yang menjadi intruksi Presiden Jokowi untuk meningkatkan pertanian berkelanjutan.
Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus mendorong model dan solusi secara berkelanjutan dengan digitalisasi layanan
Hal tersebut disampaikan oleh Kementan pada pertemuan bersama seluruh pimpinan unit kerja lingkup Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan ini, SYL memperagakan permohonan pemeriksaan karantina pertanian secara online pada aplikasi IQFASTdan terlihat ragam komoditas pertanian ekspor.
Sepanjang Januari dan Februari tahun 2020 sebanyak 455 jenis, terdiri dari tumbuhan sebanyak 429 jenis dan hewan sebanyak 26 jenis.
Penerapan e-government dengan instansi terkait di pelabuhan maupun bandara yang diwujudkan dengan peran serta karantina pertanian.
Dalam implementasi Indonesia National Single Window (INSW) juga di demokan olehnya untuk memberikan arahan terkait percepatan layanan ekspor pertanian.
Barantan telah bergabung dengan INSW sejak 2007 lalu. Dari sebanyak 52 unit pelaksana teknis (UPT) di baeab Barantan, terdapat 47 UPT yang telah mengimplementasikannya.
Berbagai Layanan Digitalisasi
Baca juga: Digitalisasi Pasar Tradisonal Siap Hadapi Persaingan
Aplikasi ini terus diberikan arahan di berbagai provinsi dengan harapan bahwa aplikasi ini dapat digunakan sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor serta dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah.
Dengan adanya layanan ini diharapkan Brantan mampu menyiapkan layanan prioritas bagi pelaku usaha agribisnis yang dinilai patuh guna memastikan hewan.
Tumbuhan dan produk turunannya yang akan diekspor atau diimpor ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan standar internasional ini dapat lebih cepat.
Daya saing terus digencarkan pada produk pertanian di pasar global, dengan itu maka melakukan upaya dengan cara menyiapkan layanan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari
Dan fitosanitari bagi pelaku usaha, Selain itu akan memastikan produk pertanian yang diekspor dan diimpor, sehat juga aman. Layanan selanjutnya yang disediakan Brantan yaitu layanan inline inspection guna untuk daya saing.
Pelaku usaha cukup menginformasikan jadwal pengiriman, maka petugas Karantina Pertanian akan melakukan pemeriksaan di gudang pemilik.
Dengan hal ini akan memangkas waktu layanan hingga 30%, dan pastinya berdampak terhadap biaya dan kesegaran produk, sehingga dapat memiliki harga jual yang bersaing di negara mitra dagang.
Pengembangan Brantan dalam penerapan elektronik sertifikat dalam bentuk e-Cert yang memastikan keberterimaan produk ekspor terjamin dengan data sertifikat yang terkirim lebih dahulu sebelum komoditas datang.
Itulah informasi mengenai digitalisasi layanan karantina. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat ya sobat PTD!
Sumber: KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini