Mengenal Eco Enzyme dan Cara Membuatnya

Apakah sobat PTD pernah mendengar mengenai Eco Enzyme? Apa itu Eco Enzyme dan apa manfaatnya? Pada artikel ini kita akan membahas mengenai apa itu Eco Enzyme. Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong. Gagasan proyeknya adalah untuk mengelola sampah organik dengan menggunakan enzim. Jadi Eco Enzym adalah fermentasi limbah organik seperti sampah sayuran dan buah, gula (gula merah/gula coklat/gula tebu) dan air yang memiliki warna coklat gelap dan aroma fermentasi asam manis yang kuat.

Sumber gambar: Orami

Lalu apa saja manfaat Eco Enzyme?

Manfaat Eco Enzyme adalah sebagai berikut:

  1. Dijadikan cairan multiguna yang aplikasi penggunaannya meliputi rumah tangga, pertanian, dan peternakan. Eco Enzyme akan mempercepat reaksi bio-kimia di alam yang membantu menghasilkan enzim yang berguna yang berasal dari sampah buah dan sayur. Enzim dari sampah ini merupakan salah satu metode manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Eco Enzym ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pestisida organik bahkan pembersih rumah.
  2. Eco Enzyme dapat digunakan sebagai desinfektan, yang dapat digunakan untuk membasmi bakteri dan jamur.
  3. Sebagai pembersih rumah, Eco Enzym mampu menghasilkan aroma asam yang segar.

 

Bagaimana Cara Membuat Eco Enzyme?

Pembuatan Eco Enzyme dapat dilakukan dengan memanfaatkan sampah organik seperti kulit jeruk dan kulit nanas. Bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

  1. 500 ml air,
  2. 50 g gula pasir/gula merah/gula tebu,
  3. 150 g kulit buah.

Alat yang dibutuhkan:

  1. Botol plastik bekas ukuran 1 L,
  2. Corong,
  3. Timbangan digital.

Langkah-langkah membuat Eco Enzyme:

  1. Siapkan wadah dari plastik, hindari wadah dari logam karena kurang elastis,
  2. Masukkan 500 ml air ke dalam wadah plastik, kemudian 50 g gula,
  3. Masukkan kulit buah ke dalam wadah,
  4. Jangan mengisi wadah sampai penuh untuk memberikan ruang fermentasi,
  5. Perlahan-lahan, aduklah isi wadah plastik yang sudah terisi dengan larutan air dan gula, 
  6. Selama satu bulan pertama, setelah diaduk, buka tutup wadah 
  7. Dalam sebulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi,
  8. Taruh wadah di tempat yang kering, dingin, dan memiliki ventilasi yang baik,
  9. Hindari menyimpan wadah di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas,
  10. Setelah 3-6 bulan, proses pembuatan Eco Enzyme sudah selesai dan dapat digunakan.

Sumber gambar: Daya.id

Indikator Eco Enzym yang baik:

Sementara itu, indikator baik tidaknya Eco Enzyme adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki warna cerah sesuai dengan bahan yang sobat PTD gunakan. Namun warna ini akan berbeda antara satu dengan lainnya tergantung bahan yang digunakan. Bahkan,  walaupun bahan yang digunakan sama, jika mikroorganismenya berbeda yang menyebabkan warnanya berbeda.
  2. Aromanya sesuai dengan bahannya (tidak berbau busuk),
  3. Terdapat jamur putih, jika jamurnya hitam maka ini indikator gagal. Jika terdapat jamur hitam, perlu dipulihkan dengan menambahkan gula ke dalam wadah semula. 
  4. Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka dan diaduk setiap hari, jika ada bahan yang tidak tenggelam, sobat PTD bisa mengaduk dan menekannya agar masuk ke dalam. 

Nah sobat PTD, selain memanfaatkan sampah organik untuk membuat kompos, setelah membaca artikel ini, apakah ingin mencoba membuat Eco Enzym?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.