Perkuat Ekspor Dengan Budidaya Vanili

Berikut informasi dari Pak Tani Digital mengenai cara perkuat ekspor dengan menanam vanili

Tanaman Vanili

Peluang Ekspor

pixabay.com

Baca juga: Generasi Muda Bangkitkan Bisnis Sektor Pertanian

Vanili kerap disebut sebagai emas hijau karena memiliki nilai ekonomis serta harga jual yang tinggi.

Hal ini yang menyebabkan banyak petani mulai membudidayakan tanaman vanili, namun apabila harganya mulai turun petani beralih membudidaya tanaman lainnya.

Pada Tahun 2018 harga valini bisa mencapai USD 650/kg. Sedangkan pada 2020, harga biji vanili terkoreksi menjadi USD 200/kg.

Maka dari itu budidaya tanaman  vanili harus dikembangkan produksinya bahkan menjadi produk turunan sehingga harga jual ekspor vanili tetap tinggi.

Tantangan terbesar dalam pengembangannya adalah kecenderungan buyer membeli vanili dari pemasok yang sudah ada.

Permasalahannya, ada beberapa eksportir tanah air yang kerap mencampur vanili Indonesia dengan vanili Papua Nugini sehingga profil rasanya tidak konsisten.

Di samping itu, rendahnya kualitas biji vanili disebabkan tanaman yang dipanen dini.

Hama terbesar budi daya vanili adalah pencuri. Beberapa petani memilih memanen vanilinya lebih awal untuk menghindari pencurian tanaman.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertumbuhan ekspor untuk sejumlah komoditas perkebunan

Seperti kopi, kelapa, lada, pala dan vanili hingga tiga kali lipat sampai lima tahun ke depan. Hal tersebut dituangkan dalam kebijakan Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (Gratieks).

Gerakan Ekspor Vanili

vanili
pixabay.com

Baca juga: Ekspor Produk Rempah Hingga Ke Mancanegara

Untuk itu, Mentan mendorong agar para produsen dari hulu dan eksportir dapat memacu produksi komoditas perkebunannya hingga tiga kali lipat

Dan harus dibantu dengan adanya stakeholder, eksportir dan pengusaha dalam pengembangannya.

Sedangkan dalam menggenjot peningkatan produksi vanili, Kementerian Pertanian kembali menggalakkan pengembangan komoditas vanili di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi sentra produksi. Salah satunya di daerah Salatiga, Jawa Tengah.

Tim Identifikasi Vanili yang terdiri dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya dan Balai Penelitian Rempah dan Obat (Balittro)

Serta Dinas pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi awal mula penyebaran vanili di Salatiga, dan sekitarnya, yakni di Desa Randu Acir, Kecamatan Argomulyo, pertengahan Juli lalu.

Sebagai informasi, perkebunan vanili pernah mengalami masa kejayaannya di tahun 1980-an.

Waktu itu harganya mencapai angka yang fantastis, sehingga vanili mendapat julukan emas hijau karena harga jualnya di pasaran.

Namun, karena harganya sempat terpuruk, para petani banyak yang membabat habis tanaman vanili di kebunnya.


Itulah informasi mengenai dorongan untuk budidaya vanili. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD!

Baca juga: Permintaan Pasar Taiwan Untuk Produk Holtikultura

Sumber: Liputan6.com

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.