Cegah Nikah Muda Dengan Bertani ala Wanita Muda di NTT

Setiap orang pasti memiliki cita-cita yang diinginkan di masa depannya. Karir yang sudah diperkirakan setiap orang pastilah berbeda. Namun hal ini hanya berlaku di daerah yang sudah maju dan tidak tertinggal.

Para wanita muda di NTT yang berada di daerah tertinggal pada umumnya tidak memiliki pilihan lain selain menikah muda. Oleh sebab itu sebuah program sosial oleh Plan Indonesia memiliki program unik untuk mencegah pernikahan dini. Program tersebut adalah belajar menjadi petani untuk cegah nikah muda.

Program Bertani Untuk Cegah Nikah Muda Ala Plan Indonesia

Program belajar menjadi petani ala Plan Indonesia saat ini sudah dilakukan kepada ratusan wanita di NTT. Umurnya pun beragam, dari wanita berusia 18-29 tahun, semuanya dilatih untuk menjadi petani.

Dina Mirawati selaku Manager Program Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda Plan Indonesia berpendapat bahwa tidak sedikit orang tua yang tidak mengizinkan anaknya bertani.

Baca Juga : Melihat Permasalahan Kesetaraan Gender Pertanian Oleh Melinda Gates

Namun Lewat Program ini para wanita muda dapat belajar cara bertani yang lebih ramah lingkungan. Selain itu bertani juga dapat menghasilkan pendapatan sendiri dan membuka peluang di kemudian hari.

“Harapannya dengan kita memberikan proyek ini kita bisa memberi pilihan bahwa tidak harus dengan langsung menikah tapi hidup bisa terjamin dan memiliki penghasilan sendiri”, Ungkap Dina.

Cegah Nikah Muda
Ilustrasi : Program menjadi petani ini dinilai mampu memberikan harapan agar para wanita tidak berakhir di nikah muda. Bagaimana menurut kamu?

Apa Saja Kesulitan Menjalankan Program Ini?

Ia mengaku bahwa banyak sekali tantangan untuk menjalankan program ini. Mulai dari akses lahan yang hanya bisa digunakan untuk umur tertentu, keadaan lingkungan, hingga stigma bahwa perempuan tidak bagus bekerja di pertanian, imbuhnya lagi.

Selain itu para wanita muda di NTT ini tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Ironisnya lagi, besarnya pekerja di daerah NTT memiliki kesenjangan yang cukup tinggi, yakni masih di tahun 90an.

Baca Juga : Mendorong Budidaya Talas Banten Untuk Ekspor Ke Jepang Oleh Kementan

Masalah tersebut didukung oleh stigma masyarakat yang tidak mendukung wanita untuk dapat mandiri. Dan masalah ini erat kaitannya dengan minimnya akses sumberdaya serta pendanaan. Sehingga mau tidak mau berujung kepada nikah muda.


Nah itu dia sedikit ulasan artikel pertanian tentang Cegah Nikah Muda Dengan Bertani ala Wanita Muda di NTT. Bagaimana menurut kamu sobat PTD?

Baca Juga : Hama dan Penyakit Bunga Mawar Beserta Pengendaliannya

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.