Startup Sosial Petani Indonesia
Salah satu penyakit yang sering menyerang padi adalah Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB). Penyakit tersebut termasuk ke dalam patogen yang menginfeksi tanaman pada semua fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari masa pertumbuhan hingga menjelang masa panen.
Penyakit tersebut sangat merugikan petani karena dapat menurunkan hasil panen secara drastis. Bahkan, menurut data Direktorat Perlindungan Tanaman, petani padi Indonesia mengalami kerugian lebih dari 50% hasil pertanian padi karena lebih dari 37 ribu hektar padi terserang penyakit tersebut.
Pada umumnya, penyakit HDB menyerang pada saat musim hujan atau kondisi musim kemarau yang basah (kelembaban tinggi) dan kondisi tanah yang banyak mengandung kandungan zat Nitrogen yang biasanya digunakan sebagai pupuk tanaman dalam kadar tertentu. Karena pada kondisi tersebut, bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae (nama bakteri penyebab penyakit HDB) dapat berkembangbiak dengan baik.
Cara penyakit HDB menginfeksi tanaman adalah dengan masuk melalui luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Akibat dari rusaknya klorofil tersebut adalah menurunnya kemampuan tanaman dalam berfotosintetis yang berdampak pada matinya tanaman dan pengisian gabah menjadi tidak sempurna.
Sejarah Penyebaran Penyakit HDB
Penyakit Hawar Daun Bakteri pertama kali ditemukan di Pertanian Fukuoka, Jepang pada tahun 1884 dan kemudian menyebar hingga ke seluruh wilayah jepang, kecuali Pulau Hokkaido. Untuk penyebaran di Indonesia sendiri, dimulai dari Kota Bogor dimana penyakit tersebut menyebabkan tanaman muda di kota itu menjadi layu. Pada tahun 1991, penyakit tersebut ditemukan di seluruh benua di dunia dan tingkat hasil pertanian menurun secara drastis.
Gejala dan Dampak yang ditimbulkan
Penyakit HDB menimbulkan gejala yang berbeda sesuai dengan usia pertumbuhan padi tersebut. Pada tanaman muda, penyakit HDB akan menimbulkan gejala kresek. Gejala tersebut sangat mirip dengan gejala sundep yang disebabkan oleh hama penggerek tanaman dan mengakibatkan tanaman menjadi layu dan mati.
Pada tanaman dewasa, gejala yang ditimbulkan berupa munculnya bercak pada daun yang dimulai dari bagian tepi lalu menyebar ke seluruh daun, hingga keseluruhan daun terlihat mengering. Pada tingkat yang lebih parah, batang padi juga akan ikut mengering dan menyebabkan kematian tanaman padi secara keseluruhan.
Pencegahan Penyakit HDB
Melakukan pencegahan agar padi tidak terserang penyakit HDB adalah langkah yang lebih baik dibandingkan dengan mengobatinya. Untuk mencegah penyakit HDB pada padi, Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini:
1. Memilih Benih yang sehat
Penyakit patogen HDB dapat menular melalui benih. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dari pihak-pihak terkait agar benih yang tertular tidak tersebar. Pastikan Anda tidak membeli bibit padi yang terkena penyakit HDB. Selain memilih benih yang sehat, kamu juga lebih baik membeli benih padi yang memiliki keunggulan terhadap serangan penyakit tanaman.
2. Sistem Irigasi yang baik
Patogen HDB sangat mudah berkembang pada kondisi dengan kelembaban tinggi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur pengairan dengan baik agar menghindari kelebihan air. Sebagai saran, sistem pengairan akan sangat baik dilakukan secara berselang.
3. Pemupukan
Pupuk Nitrogen sangat baik buat tumbuh kembang patogen penyebab penyakit HDB. Pengurangan pupuk yang mengandung Nitrogen (N) akan mengurangi resiko padi terserang penyakit HDB. Sebagai gantinya, kamu bisa gunakan pupuk Kalium yang bermanfaat baik buat ketahanan tanaman dari serangan penyakit.
Baca juga: Sudahkah Anda Memupuk dengan Dosis yang Tepat?
4. Sanitasi Lingkungan
Patogen dapat bertahan pada inang alternatif dan sisa-sisa tanaman sebelumnya sehingga perlu untuk menjaga lingkungan tanam dari sisa-sisa tanaman yang mungkin terinfeksi.
Mengatasi tanaman yang terserang penyakit HDB
Kalau tanaman padi sudah menujukkan gejala-gejala terserang penyakit HDB, maka Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini:
- Semprotkan bakterisida (anti-bakteri) yang memiliki kandungan tembaga hidoksida selama 2-3 hari berturut-turut
- Pada hari ke-4,semprotkan bakterisida sistematik berbahan aktif streptomycin untuk mengobati jaringan tanaman dari dalam
- Hentikan penambahan pupuk Nitrogen (N) untuk sementara hingga penyakit hawar berhasil dikendalikan
Nah, itulah langkah-langkah untuk mencegah maupun mengatasi penyakit hawar daun bakteri yang sering menyerang tanaman padi. Dengan mempraktekkan langkah-langkah di atas, tentu penyakit hawar daun bakteri dapat teratasi dengan baik.
Baca juga: Mengenal Penyakit Tungro pada Padi dan Cara Mengatasinya
Sumber gambar utama: berassawahlega.blogspot.com