3 Jenis Transportasi Produk Pertanian yang Perlu Diketahui

Mana yang lebih familiar di telinga kita, transporter ataukah transportasi? Secara definisi, transportasi berarti kegiatan pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan transporter lebih mengarah pada metode, cara, media, atau alat yang digunakan untuk kegiatan pemindahannya.

Merujuk pada judul di atas, transportasi dan transporter yang akan dibahas di dalam artikel ini berkaitan dengan pemindahan produk pertanian dari petani kepada konsumen. Proses distribusi hasil pertanian dengan alat transportasi dan pemasaran yang tepat akan berdampak baik bagi petani.

Terdapat 3 jenis transportasi produk pertanian yang selanjutnya disebut dengan saluran distribusi. Untuk lebih memahami jenis-jenis distribusi hasil pertanian, simak penjelasannya di bawah ini.

Saluran Distribusi Langsung

Di dalam saluran distribusi langsung ini, hasil pertanian dari petani/pengusaha agribisnis skala besar maupun kecil dikirim langsung kepada para konsumennya. Konsumen tersebut terdiri dari konsumen rumah tangga, hotel, rumah sakit, dan restoran.

Para pengusaha agribisnis dapat mengadakan kerjasama langsung dengan para konsumen dengan kriteria dan kualitas hasil produksi sesuai kesepakatan. Petani atau pengusaha agribisnis ini tidak lagi kesulitan mencari pasar karena sudah memiliki pelanggan tetap.

Tantangan terbesar dalam kerjasama ini adalah bagaimana kualitas produk tetap terjaga serta pembayaran dari konsumen lancar dan tepat waktu. Terkait moda transportasi yang dapat digunakan, tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak.

Banyak restoran, hotel, maupun rumah sakit yang menyediakan kendaraan khusus untuk mengangkut produk pertanian yang dibutuhkan. Penggunaan mobil box atau pick up umum digunakan dalam distribusi ini.

Transporter Pertanian
Sumber: Kaskus

Saluran Distribusi Tidak Langsung

Pasar tradisional, swalayan, koperasi, dan pedagang eceran adalah tempat dimana petani menyalurkan produknya secara tidak langsung. Mata rantai niaga dalam distribusi ini sangat beragam.

Beberapa petani sekelas pengusaha agribisnis yang memiliki modal kuat dan kendaraan niaga akan langsung mengangkut hasil panennya ke pasar. Namun, lain halnya dengan petani tradisional yang menyalurkannya melalui tengkulak atau pedagang pengumpul.

Keterbatasan sarana transportasi, arus informasi, dan komunikasi menjadi kendala bagi petani kecil yang tidak memiliki modal dan sarana transportasi. Jika kita jeli, maka terlihat adanya peluang bisnis yaitu menjadi transporter atau penyedia jasa angkutan produk pertanian dari petani untuk disalurkan ke pasar dan swalayan.

Eksportir

Melalui distribusi eksportir, konsumen luar negeri dapat dilayani oleh para petani atau produsen produk pertanian di Indonesia. Dibandingkan dengan 2 saluran distribusi sebelumnya, saluran eksportir cenderung memiliki standar kriteria yang lebih tinggi.

Standar yang dimaksud, disesuaikan dengan tingkat kualitas yang ditetapkan oleh negara tujuan. Masing-masing negara memiliki standar yang berbeda, terlebih jika melihat jarak yang harus ditempuh, maka proses packaging dan pengirimannya harus sesuai dengan prosedur.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses ekspor sebagai berikut:

  • Mencari informasi apakah produk pertanian yang akan diekspor masuk ke dalam daftar komoditi yang dilarang atau tidak, diperbolehkan namun dengan pembatasan,atau komoditi yang bebas untuk diekspor sesuai ketentuan peraturan dan perundangan.
  • Memastikan produk yang diekspor diperbolehkan masuk ke negara tujuan.
  • Cari pembeli (buyer)di negara tujuan, sepakati jumlah dan spesifikasi produk, serta tentukan sistem pembayarannya.
  • Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses ekspor sesuai kesepakatan dengan
  • Siapkan dokumen PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan pendukungnya untuk diberitahukan kepada pihak pabean (Bea Cukai).
  • NPE (Nota Persetujuan Ekspor) akan terbit jika PEB yang diajukan sebelumnya disetujui oleh Bea Cukai.
  • Lakukan stuffingdan pengapalan produk pertanian dengan moda transportasi yang tersedia baik udara (Air Cargo), laut (Sea Cargo) maupun darat.
  • Jika perlu, barang ekpor dapat diasuransikan selama proses pengiriman.

Baca juga: 4 Langkah Tata Cara Ekspor untuk Pemula

Transporter Pertanian (Kargo) untuk Ekspor Produk Pertanian
Sumber: indosaranacargo.com

Setelah mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses ekspor, hal yang tak kalah penting adalah pemilihan jenis kontainer yang cocok dengan komoditi yang dimuat untuk diekspor. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • General Container, yaitu kontainer yang digunakan untuk mengangkut General Cargoatau barang-barang umum yang meliputi: Open Side Container, General Purpose Container, Open-Top Container, dan Ventilated Container.
  • Thermal Container, adalah kontainer yang dilengkapi pengatur suhu untuk muatan tertentu. Jenisnya meliputi: Insulated Container, Reefer Container,dan Heated Container.
  • Tank Container, adalah kontainer dengan bentuk tangki yang ditempatkan di peti kemas, biasanya digunakan untuk muatan cair (bulk liquid)dan gas (bulk gas).
  • Dry Bulk Container, kontainer jenis ini digunakan untuk mengangkut muatan curah (bulk cargo) yang proses bongkar muatnya tidak melalui pintu depan, melainkan melalui pintu (lubang) di bagian atas dan bawah. Jika muatan akan dikeluarkan melalui pintu (lubang) atas dapat dilakukan dengan cara dihisap (pressure discharge).
  • Platform Container, kontainer ini hanya terdiri dari lantai dasar dan tiang atau dinding penyangga. Kontainer jenis ini digunakan untuk memuat barang-barang over dimensionseperti mesin, trafo, dll.
  • Special Container, jenis kontainer ini digunakan untuk muatan tertentu. Misalkan,ternak dan tanaman hidup, mobil, dll.

Jika dilihat dari jenis dan fungsinya, maka untuk komoditi pertanian, dapat menggunakan beberapa jenis kontainer yang sesuai. Untuk buah-buahan yang sifatnya perishable (mudah rusak/busuk) sangat dianjurkan untuk menggunakan Reefer Container yang dilengkapi dengan pendingin.

Sedangkan untuk hasil pertanian semacam kopi, cokelat, bawang merah, dan bawang putih, lebih baik menggunakan kontainer berjendela (ventilated container) karena membutuhkan sirkulasi udara yang cukup.


Itulah 3 jenis transportasi produk pertanian yang perlu diketahui khususnya bagi Anda pengusaha agribisnis yang ingin memperluas jaringan pemasaran hingga ke luar negeri. Pemilihan jenis transportasi produk pertanian yang tidak tepat berakibat pada penurunan kualitas produk sesampainya di negara tujuan.

Baca juga: 4 Tips Dalam Memilih Jasa Pengiriman Hasil Pertanian

Sumber gambar utama: sahabatnewsonline.wordpress.com

Penulis: Dhani Dwi Rachmanto


Sudah download aplikasi Pak Tani Digital? Klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.