Startup Sosial Petani Indonesia
Apakah Anda selalu resah dengan tanaman Anda yang sering diserang oleh hama lalat buah? Pak Tani Digital akan membagikan solusi mengendalikannya.
Pernahkah Anda, memanen buah belimbing yang sudah masak atau buah jambu bangkok yang mulai menguning dan ketika Anda membelah buah tersebut, Anda dikejutkan oleh adanya ulat yang bergerak-gerak dalam buah? Dari mana ulat tersebut?
Bukankah buah jambu atau belimbing tadi nampaknya mulus-mulus saja? Anehnya, kerusakan pada kulit buah hampir tidak terlihat sama sekali. Tetapi, yakinlah ulat atau larva tersebut adalah larva lalat buah (Bactrocera: Tephritidae).
Hama Utama Hortikultura
Lalat buah (fruitfly) merupakan hama yang paling merugikan dalam budidaya tanaman di Indonesia dan di dunia sehingga lalat buah merupakan hama utama pada tanaman hortikultura.
Ada 66 jenis lalat buah yang menyerang sekitar 100 jenis tanaman hortikultura. Di antara tanaman yang diserang oleh lalat buah adalah cabe, jambu, belimbing, mangga, nangka, rambutan, melon, semangka, jeruk, pisang susu, pepaya, pisang raja sere, srikaya, klengkeng, sukun, sawo, tomat, ketimun, pare, labu, dan lain-lain.
Ada sekitar 6 keluarga (familia) tanaman hortikultura yang menjadi inang lalat buah seperti tanaman familia Oxalidaceae, Musaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Solanaceae, dan Cucurbitaceae.
Lalat buah sangat merugikan karena menyerang buah yang dikonsumsi oleh manusia. Oleh sebab itu, lalat buah dikenal sebagai hama langsung (direct pest) karena bagian tanaman yang diserang adalah buah yang siap dipasarkan atau siap dikonsumsi. Contohnya, buah jambu bangkok tadi atau cabe besar.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Hama Lalat Buah pada Tanaman Cabai
Akibatnya, produksi buah menurun dan kualitas hasil panen menjadi buruk. Inilah yang merugikan secara ekonomi.
Gejala kerusakan pada buah yang diserang pun bervariasi. Serangan pada buah muda menyebabkan buah berbentuk tidak normal, buah berkalus, dan gugur. Serangan pada buah tua menyebabkan buah menjadi busuk basah karena bekas lubang larva terinfeksi oleh bakteri dan jamur.
Lalat buah aktif pada siang hari sampai sore hari, terutama menjelang senja. Sebelum bertelur, lalat betina dewasa (imago) mencari tempat yang cocok pada permukaan buah untuk meletakkan telurnya, menggunakan ovipositornya yang ditusukkan ke dalam daging buah.
Buah yang baru ditusuk dengan ovipositor akan sulit dikenali karena hanya ditandai dengan titik hitam yang sangat kecil.
Setelah 2-5 hari, telur lalat buah menetas menjadi larva. Larva ini disebut juga maggot atau belatung. Larva kecil yang baru menetas langsung membuat saluran masuk ke dalam buah dan mengisap cairan daging buah sehingga buah menjadi busuk.
Larva yang sudah berkembang maksimal kemudian keluar dari daging buah untuk mencari tempat berpupa di dalam tanah. Lama masa pupa sekitar dua minggu kemudian menjadi lalat dewasa.
Pengendalian Hama Lalat Buah
Masyarakat desa umumnya membuat anyaman daun kelapa, anyaman bambu, atau menggunakan kertas dan plastik untuk membrongsong (membungkus) buah agar terhindar dari serangan lalat buah.
Kita sering melihat buah nangka di pekarangan dibungkus dengan anyaman bambu atau plastik bagor. Buah jambu atau mangga dibungkus dengan kertas atau plastik. Ini adalah upaya mencegah serangan lalat buah.
Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida biasanya dilakukan secara intensif pada tanaman cabe merah. Lalat buah adalah hama utama pada tanaman tersebut.
Petani mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli pestisida (insektisida) hingga 50% dari total biaya usaha tani. Tentu bisa dibayangkan besarnya kerugian petani bila terjadi gagal panen karena serangan lalat buah.
Baca Juga: Tanaman Refugia, Pengusir Hama Tanaman yang Alami
Pengendalian dengan pestisida kimia tentu mengandung resiko karena adanya residu pestisida pada bagian tanaman buah atau sayur yang dikonsumsi langsung oleh manusia.
Komoditi hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Buah dan sayur-sayuran yang berkualitas dan bebas racun pestisida juga sangat dituntut oleh konsumen karena kesadaran hidup sehat yang semakin tinggi.
Oleh sebab itu, pengembangan industri hortikultura yang berhasil akan sangat ditentukan bagaimana kita mengatasi masalah hama lalat buah.
Beberapa teknik pengendalian yang dilakukan adalah penggunaan protein attractants, dan teknik jantan mandul (male sterile tecnic).
Bila ingin mengembangkan sektor hortikultura yang berdaya saing tinggi, perlu penelitian yang menyangkut perilaku hama, ekologi hama, teknik pengendalian, ekonomi hama, dan pengembangan penelitian hama terpadu pada lalat buah.
Pengendalian Hama Lalat Buah Paling Aman dengan Perangkap
Pengendalian hama lalat buah yang paling aman tanpa residu pestisida adalah dengan menggunakan perangkap yaitu dengan zat penarik (attractant) metil eugenol.
Cara membuat perangkap lalat buah dengan botol plastik bekas air minum adalah sebagai berikut.
- Siapkan botol plastik bekas air minum atau yang sejenis.
- Siapkan kawat pengait (bendrat) yang ditusukkan pada mulut botol, lalu ujung kawat yang akan masuk ke dalam botol diikat dengan kapas atau dilapisi kapas. Ujung kawat yang lain yang di atas tutup botol ditekuk agar menahan kawat tidak masuk ke dalam botol.
- Buat lubang pada badan botol kira-kira pada bagian pertengahan. Ukuran lubang kira-kita sebesar ibu jari. Lubang tersebut akan menjadi jalan masuk lalat buah ke dalam botol karena tertarik dengan metil eugenol pada kapas.
- Celupkankapas yang dililitkan atau diikatkan pada ujung kawat ke dalam metil eugenol.
- Isi botol dengan air kira-kira setinggi sepertempat pantat botol, tetapi air tersebut jangan mengenai kapas pada ujung kawat. Air tersebut tidak perlu diberi pestisida.
- Masukkan kawat yang sudah dilapisi kapas dan dibasahi dengan metil eugenol.
- Leher botol diikat dengan kawat sebagai gantungan pada dahan atau tiang yang sengaja digunakan untuk menggantungkan botol perangkap lalat buah.
- Karena metil eugenol merupakan zat penarik (attractant), lalat buah jantan akan datang dan hinggap pada badan botol lalu bergerak masuk melalui lubang pada badan botol.
- Lalat-lalat buah yang masuk akan terperangkap di dalam botol. Mereka tidak akan keluar kembali meski ketika bergerak merayap di dalam botol,mereka menemukan lubang untuk keluar.
- Lalat-lalat yang terus terbang dan bergerak merayap di dalam botol lama kelamaan akan jatuh ke dalam air dan tidak akan dapat terbang atau bergerak keluar sehingga lalat-lalat jantan tersebut akan mati. Airtanpa diberi pestisida sudah cukup untuk mematikan lalat buah jantan.
- Lalat jantan yang berkurang populasinya tidak akan kawin dengan lalat betina. Lalat betina meski bisa meletakkan telurnya pada buah cabai tetapi telur tersebut tidak akan menetas menjadi larva karena tidak melalui hasil perkawinan dengan lalat buah jantan.
- Kapas yang dibasahi dengan metil eugenol efektif dapat bertahan sampai 1 bulan. Kemudian kapas diganti lagi dan dipasang yang baru pada ujung kawat yang masuk dalam botol.
Hal yang perlu diingat, perangkap metil eugenol perlu ditempatkan cukup jauh dari tanaman sehingga lalat buah menjauh dari tanaman yang hendak dilindungi.
Pengendalian hama lalat buah dengan perangkap metil eugenol merupakan pengendalian yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu pestisida pada tanaman sayur dan buah.
Baca Juga: 4 Penyebab Hama Meningkat Setelah Penggunaan Pestisida
Penulis : Norbertus Kaleka
Sumber gambar utama: awayaotd.home.blog
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di .
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di .