Startup Sosial Petani Indonesia
Urin kambing adalah limbah dari ternak kambing yang biasanya dibuang karena katanya limbah (tidak berguna). Akan tetapi urin kambing bisa bermanfaat yang dibuat menjadi pupuk organik cair (POC) yang diolah melalui proses fermentasi. Urin kambing kaya akan Nitrogen, Fosfor serta Kalium. Berikut bahan – bahan yang dapat dipersiapkan:
- 100 liter urine
- 10 kg empon-empon: jahe, kunyit, laos, dll
- 1 liter MOL/EM4
- 1 kg terasi
- 1 kg dolomit
- 10 liter molase
Dibawah ini merupakan tahapan – tahapan yang dapat dilakukan untuk melakukan fermentasi terhadap urin kambing yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik cair (POC) plus pestisida nabati:
Baca Juga : 5 Dampak Penggunaan Pupuk Organik yang Belum Matang
Empon – empon dihaluskan, bisa dengan cara diblender atau digiling menjadi kecil – kecil dan mudah larut. Tujuannya menambahkan nutrisi ke dalam urin, selain itu digunakan sebagai pestisida nabati. Karena empon – empon sangat tidak disukai oleh hama, karena baunya yang sangat menyengat.
Masukkan urin kambing 100 liter kedalam tong dengan kapasitas 150 liter. Dan empon – empon yang awalnya 10 liter ketika dihaluskan menggunakan campuran air maka akan menjadi 20 liter. Halusan empon – empon dicampurkan sedikit demi sedikit kedalam tong berisi urin kambing. Empon – empon juga berfungsi untuk menetralisir bau urin kambing yang biasanya sangat menyengat (tersamarkan).
Selain empon – empon dan urin kambing, perlu juga ditambahkan mikroorganisme yang tujuannya untuk mempercepat proses fermentasi. Bisa menggunakan EM4 dan bisa juga dengan MOL RUMEN. Selain itu, bisa juga menambahkan air cucian beras, air kelapa karena semakin beragam bahan organik yang digunakan maka pengolahan pupuk organik cair (POC) akan semakin lengkap. Takaran tidak dibatasi, karena semakin banyak akan semakin bagus.
Baca Juga : Mengetahui Lebih Jauh Mengenai Pupuk ZA (Amonium Sulfat)
Perlu ditambahkan dolomit dan juga terasi masing – masing 1 kg. Terasi fungsinya untuk memberi tambahan sumber energi bagi mikroba sehingga proses fermentasinya berjalan dengan baik. Dolomit merupakan kapur pertanian yang tujuannya untuk menetralkan pH, karena biasanya urin itu sifatnya asam. Selain itu, dolomit juga berfungsi untuk menyamarkan bau.
Masukkan molase sebanyak 10 liter, tujuannya untuk memberikan energi bagi mikroba untuk mengurai seluruh bahan. Selain itu menambahkan mineral dan juga unsur protein serta nutrisi pada pupuk organik cair (POC). Setelah semua bahan sudah dicampurkan dan diaduk agar semua bahan merata.
Baca Juga : Hemat Penggunaan Pupuk dengan Sabut Kelapa
Setelah tahapan – tahapan diatas dilakukan, maka untuk tahap pengamplikasiannya terhadap tanaman dapat memperhatikan hal – hal dibawah ini:
- Tutup selama satu minggu
- Aduk 1 kali dalam tiga hari
- Setelah ditutup 1 minggu maka dibuka dan dilakukan proses aerasi, tujuannya agar menambahkan oksigen kedalam pupuk organik cair (POC), serta membuang amonia.
- Bisa digunakan untuk ukuran yang akan diaplikasikan pada tanaman secara bebas (tidak berlebih)
- Bisa diaplikasikan 1 kali seminggu buat tanaman seperti padi, sayur, dll.
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di .
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di .