Startup Sosial Petani Indonesia
Banyak komoditas pertanian di Indonesia yang limbahnya terbuang sia-sia, padahal sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membuat produk lain yang memberikan keuntungan untuk petani. Selain sekam padi, limbah tanaman jagung juga tampak sering dibiarkan begitu saja, membusuk tanpa diolah lebih lanjut.
Jika diambil rata-ratanya, pada setiap 100 kg jagung, terdapat sekitar 20-30% limbah yang dihasilkan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Medan Area menunjukkan bahwa 1 hektar tanaman jagung dapat memberi keseluruhan hasil hingga 9 ton, dan 1,8 hingga 2,7 ton di antaranya merupakan limbah.
Oleh karena itu, petani seharusnya tahu bagaimana memanfaatkan limbah jagung tersebut menjadi produk yang memiliki nilai lebih. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limbah jagung.
Memanfaatkan jerami jagung sebagai pakan ternak
Di banyak pedesaan di wilayah Indonesia, jerami jagung adalah hal yang dapat kita temukan dengan mudah. Jerami jagung yang dicampur dengan pakan lain akan menghasilkan nutrisi bagi ternak, terutama sapi, kambing, dan domba. Bahkan, limbah jagung ini dapat diberikan kepada ternak dalam keadaan segar maupun kering.
Petani dapat mengubah jerami jagung menjadi complete feed block (CFB), yaitu formulasi pakan yang dihasilkan dengan mencampurkan bahan-bahan pakan yang terdiri dari limbah pertanian dan konsentrat tanpa adanya bahan tambahan lain. Harga pakan CFB biasanya dijual dengan murah sehingga dapat bersaing di pasar jika dilihat dari segi harga. Dari segi manfaat, tentu saja nutrisi alami dari CFB ini dapat memberikan kebaikan bagi ternak.
Membuat bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol adalah bahan bakar yang berasal dari tumbuhan dan memiliki sifat menyerupai minyak premium. Bioetanol juga dapat diartikan sebagai bahan bakar alkohol yang berasal dari proses fermentasi dengan menggunakan bahan hayati. Jika dibuat dalam rata-rata, satu ton tongkol jagung dapat menghasilkan 142,3 liter etanol. Potensi limbah tongkol jagung yang cukup besar tentu saja dapat menghasilkan bioetanol yang juga berjumlah besar dan menguntungkan petani.
Membuat briket dengan bahan dasar tongkol jagung
Pembuatan briket dari limbah pertanian tidak hanya dapat dilakukan menggunakan bahan dasar sekam padi, tetapi juga dari tongkol jagung. Pembuatan briket dari limbah ini dibuat dengan metode karbonasi, yaitu proses pemanasan bahan dalam ruangan tanpa menggunakan oksigen, biasanya suhu yang digunakan berkisar antara 500-800 derajat Celsius.
Secara sederhana, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membuat briket tongkol jagung:
- Bersihkan tongkol jagung yang sudah dikeringkan terlebih dahulu
- Masukkan tongkol jagung yang sudah dikeringkan ke kompor pengarangan
- Tumbuk dan pilahlah (diayaki) arang tongkol jagung tersebut
- Campurkan bubuk arang yang telah dihasilkan dengan perekat, misalnya lem kanji
- Masukkan campuran tersebut ke dalam cetakan briket
- Jemur di bawah sinar matahari langsung selama 1-2 hari
- Kemas briket agar sewaktu-waktu dapat digunakan
Membuat berbagai kerajinan tangan dari kulit jagung
Cara ini merupakan cara yang paling umum dilakukan jika seseorang ingin memanfaatkan jenis limbah tertentu, termasuk kulit jagung. Salah satu kerajinan tangan yang dapat dibuat adalah bunga. Berikut cara membuatnya:
- Kupas kulit jagung yang sudah kering secara utuh
- Beri warna pada kulit jagung tersebut dengan merebusnya dalam air yang dicampur dengan pewarna tekstil
- Keringkan jagung hingga kadar airnya hilang sekitar 85% (sedikit lembab)
- Setrika kulit jagung tersebut dengan alas kain di atasnya hingga permukaannya menjadi lurus
- Kulit jagung siap dibentuk menjadi bunga yang dapat dijadikan sebagai hiasan meja.
Nah, itulah 4 cara memanfaatkan limbah jagung secara maksimal. Limbah jagung ternyata bisa dibuat menjadi pakan ternak, briket, bioetanol, dan kerajinan tangan.
Baca juga: 3 Cara Mengendalikan Hama Penggerek Batang Jagung
Penulis: Hutri Cika Berutu
Sudah download aplikasi Pak Tani Digital? Klik di