Kebun Cerdas Untuk Mengatasi Kekurangan Air

Berikut informasi dari Pak Tani Digital menganai kebun cerdas air di Gunungkidul

Kebun Cerdas Air

Masalah Usaha Tani

bertani
detiknews.com

Baca juga : Seharusnya Petani Mendapat Apa Saat Pandemi ?

Perubahan iklim membuat petani di berbagai daerah sulit memnentukan masa tanam, bahkan berjuta petani di mengkhawatirkan akan datangnya musim kemarau.

Kemarau menyebabkan petani sulit melakukan kegitan bertani karena air merupakan hal utama dalam proses penanaman.

Kekeringan mendera saat berkurang dan habisnya cadangan air yang tersimpan di tanah, menyusut dan mengeringnya air di embung, danau, dan sungai.

Riset menunjukkan bahwa kekeringan yang berkepanjangan akan berdampak buruk bagi sektor pertanian dan perkebunan. Pertumbuhan vertikal dan horizontal tanaman terganggu saat kekurangan air.

Keadaan ini dapat mengancam produksi pangan dan hasil perkebunan.

Solusi Kekurangan Air

bertani
kabarhandayani.com

Baca juga: Antisipasi Perubahan Iklim Terhadap Hasil Perkebunan

Dampak dari kekeringan akan mengakibatkan tanaman menjadi layu, kering bahkan mati. Masalah ini merupakan permasalahan yang harus dihadapi petani setiap tahunnya.

Maka dari itu  Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Sutrisna Wibawa bersama warga setempat mengembangkan kebun cerdas air yang diklaim dapat meningkatkan produktivitas petani.

Sistem kebun cerdas air ini tidaklah rumit. Dia menyebut kuncinya adalah memanfaatkan air yang ada dengan seoptimal mungkin dengan memanfaatkan terpal sebagai alas tanah.

Cara kerja kebun ini apabila kemarau terik, maka air yang digunakan sedikit. Sedangkan jika hujan deras dan lembab, maka ia akan menyerap air cukup banyak.

Dengan terpal, maka air yang dialirkan ke tanaman tidak meresap sampai dalam tanah, jadi dibatasi mengairi tanah yang menjadi media tumbuh tanaman

Dengan terpal, maka air yang dialirkan ke tanaman tidak meresap sampai dalam tanah, jadi dibatasi mengairi tanah yang menjadi media tumbuh tanaman

Bahkan, saat ini kebun tersebut disebutnya telah memasuki masa panen. Hasil panen berbagai jenis tanaman mulai dari padi, sawi, selada, hingga lidah buaya.

Cara ini disambut baik oleh warga sekitar, karena kondisi tanah Gunungkidul yang memiliki tingkat porositas (kapur) tinggi, sesuai dengan status Gunungkidul sebagai kawasan karst

Dengan artian bahwa tanah nya memang berongga, kering, dan kalau kemasukan air akan menyerap. Dengan kita batasi terpal antara tanah yang menjadi media tanam, maka air digunakan secara optimal untuk tanaman

Inilah yang dikatakan kebun cerdas, solusi dari masa ketika kekurangan air bisa diatasi dengan cara ini.

Dengan begitu inovasi ini dapat pula dikembangkan di berbagai daerah lainnya dan menyatakan karya nyata yang menyejahterakan masyarakat.

Untuk selanjunya juga akan mendukung program ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan teknis.


Itulah informasi mengenai pembuatan kebun cerdas air. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD!

Baca juga : Gerakan Diversifikasi Pangan Untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Sumber: Detik.com

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.