Startup Sosial Petani Indonesia
Apakah kamu sudah tahu bahwa teknologi nuklir dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian?
Ketika mendengar kata nuklir, mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia akan berasumsi pada bom atom dan radiasi yang bersifat merusak. Padahal, dalam bidang nuklir, bukan hanya tentang senjata saja.
Tentu banyak yang dapat dimanfaatkan dalam penggunaan energi nuklir ini seperti halnya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), sinar X pada bidang kesehatan, dan juga iradiasi sinar gamma yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian untuk mendukung ketahanan pangan.
Pada bidang pertanian, awal mula penggunaan teknologi iradiasi sinar gamma tercatat telah berlangsung semenjak tahun 1950-an. Awalnya, teknologi ini hanya terbatas untuk produk rempah-rempah (IAEA,2014). Setelah itu, teknologi ini terus dikembangkan dan capaian besar pada pengembangan ini terjadi pada tahun 1840-an yang diakui oleh komunitas internasional sebagai metode yang aman bagi kesehatan manusia oleh World Health Organization (WHO).
Di Indonesia sendiri, teknologi nuklir dikelola oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Badan tenaga nuklir yang bertempat di Jakarta, memiliki sasaran penelitian dan pengembangan energi nuklir pada bidang pertanian berupa pengadaan bibit unggul tanaman pangan, pengembangan PLTN, dan pemanfaatan radiasi dan isotop pada bidang kesehatan.
“Riset yang dilakukan BATAN dalam sektor pertanian sampai saat ini hanya berkutat pada komoditas padi saja, padahal sektor pertanian tidak hanya itu“ ujar Besar Wiranto, ketua Asosiasi Profesi Nuklir Indonesia (APRONUKI).
Sebenarnya, banyak manfaat yang dapat diambil dari adanya energi nuklir dalam proses budidaya pertanian. Pada artikel pertanian kali ini, berikut ini adalah beberapa pemanfaatan teknologi nuklir dalam pertanian.
Pemuliaan Tanaman
Pemanfaatan energi nuklir dalam hal pemuliaan tanaman menggunakan teknik mutasi radiasi. Secara singkat, prosesnya adalah benih induk yang akan dimutasi, disinari oleh radiasi sinar gamma yang mampu menembus hingga lapisan kromosom. Struktur kromosom pada biji tersebut mengalami perubahan sehingga berdampak terhadap sifat tanaman dan keturunannya.
Dengan adanya teknik tersebut, dapat diciptakan varietas tanaman yang unggul seperti tahan hama, tahan kekeringan, dan mempercepat masa panen. Teknik mutasi radiasi juga aman dikonsumsi karena melalui beberapa tahap pengujian dan pemurnian serta juga tidak mengandung residu bahan kimia
“Sifat radiasi sinar gamma itu hanya lewat saja, dia tidak mengendap dalam kedelai. Berbeda dengan metode transgenik yang menyisipkan gen asing yang dikhawatirkan mempunyai efek samping bila dikonsumsi “ Ujar Sobrizal, peneliti senior di BATAN yang mengembangkan benih kedelai hasil mutasi sinar gamma.
Baca juga: Melihat Robot Bebek Pengusir Hama Padi
Penanganan Pasca Panen
Penanganan pasca panen menggunakan teknologi nuklir sudah disetujui dan digunakan oleh lebih dari 50 negara di dunia dan juga diterapkan selama puluhan tahun di USA, Jepang, dan beberapa negara di Eropa.
Teknik ini menggunakan iradiasi sinar gamma yang mampu mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan dari mikroorganisme patogen.
Codex Almentarius Commission telah melakukan berbagai kajian dan menyatakan bahwa iradiasi sinar gamma dengan dosis rata-rata tidak menimbulkan bahaya toksisitas pada pangan. Selain itu, proses iradiasi tidak menggunakan panas sehingga kehilangan zat gizi terjadi dalam jumlah yang minimal daripada proses pengawetan lain seperti pengalengan, pengeringan, dan pasteurisasi.
Penanganan pasca panen menggunakan iradiasi sinar gamma juga mampu mendorong kegiatan ekspor komoditas pertanian. Ada badan karantina dari beberapa negara menerapkan syarat teknik iradiasi untuk komoditas yang masuk ke negaranya.
Hal tersebut dijelaskan oleh Banun Harpini “Beberapa negara tujuan seperti Amerika, India, Vietnam, dan Pakistan mempersyaratkan teknik iradiasi untuk komoditas pertanian yang akan masuk ke negaranya“, ujar kepala Badan Karantina Pertanian ini.
Baca juga: Cara Memanen dan Menangani Pasca Panen Bunga Krisan
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Salah satu metode yang diterapkan untuk menggantikan pestisida dengan tenaga nuklir dalam pengendalian hama adalah dengan teknik serangga mandul. Teknik ini dilakukan dengan meradiasi serangga jantan dengan iradiasi sinar gamma dan memandulkannya.
Kemudian, serangga jantan dilepas ke lahan dan apabila mereka kawin maka tidak akan menghasilkan keturunan. Teknik ini telah lama diterapkan oleh para petani di Kroasia. Dengan menggunakan teknik ini, mampu menekan populasi lalat buah pada tanaman jeruk, sehingga produksi buah jeruk dapat meningkat drastis dan meningkatkan kesejahteraan hidup para petani jeruk diasan (IAEA 2014).
Teknik ini juga telahdi terapkan secara intensif di negara Amerika Serikat, Jamaica, Mexico, dan Libya.
Nah, itulah 3 pemanfaatan teknologi nuklir pada pertanian. Bagaimana menurut kamu, Sobat PTD? Apakah kamu mengetahui pemanfaatan yang lain selain 3 poin di atas? Jangan lupa sampaikan di kolom komentar di bawah ya.
Klik & Baca: Kenali 3 Teknologi Sensor Pada Lahan Sawah
Penulis : M. Rizki Permadi Putra
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di .
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di .