Dampak dari Kebijakan Impor Beras Terhadap Petani

Berikut informasi dari Pak Tani Digital mengena Dampak kebijakan impor beras terhadap petani

Kebijakan Impor Beras

Indonesia Impor beras

pixabay.com

Baca Juga : Perkuat Ekspor Dengan Budidaya Vanili

Beras adalah salah satu produk makanan pokok paling penting di dunia. Pernyataan ini terutama berlaku di Benua Asia, tempat beras menjadi makanan pokok untuk mayoritas penduduk (terutama di kalangan menengah ke bawah masyarakat).

Benua Asia juga merupakan tempat tinggal dari para petani yang memproduksi sekitar 90% dari total produksi beras dunia.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin impor beras sebanyak 2 juta ton.

Proses dari izin tersebut dilakukan bertahap, pada skema awal pemerintah meminta izin impor beras sebanyak 500.000 ton kemudian ditambah lagi 500.000 ton baru kemudian pemerintah melalui Rapat Koordinasi menentukan lagi penambahan beras sebesar 1 juta ton.

Badan pusat statistik mengumumkan potensi surplus produksi beras hingga akhir tahun sebesar 2,85 ton. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rilis kementrian opertanian sebesar 13,03 juta ton.

Meski terjadi surplus, namun impor beras masih dilakukan pemerintah. Adapun di tahun ini pemerintah melakukan impor beras sebesar 1,8 juta ton.

Adapun surplus sebesar 2,8 juta ton tersebut juga dinilai masih kurang. hal ini lantaran lahan baku sawah di Indonesia yang juga menurun menjadi 7,1 juta hektar di tahun ini, dari sebelumnya 7,75 juta ha.

Dampak kebijakan impor selalu lebih condong kepada petani, yang membuat petani padi khususnya susah untuk sejahtera.

Dampak Kebijakan Impor Beras

pixabay.com

Baca Juga : Manfaat Konsumsi Jagung

Di Indonesia, kebijakan nasional dalam mengimpor beras merupakan salah satu kebijakan yang selalu,

Menimbulkan kontroversi Terutama pada kelompok masyarakat petani dan pengambil kebijakan ekonomi nasional maupun regional.

Dampak kebijakan impor dapat menimbulkan dampak negatif, namun dampak negatif yang membuat para petani juga menjadi korban.

Beras impor tidak akan diturunkan di wilayah sentra beras.

sebab dikhawatirkan akan mengganggu harga pasar yang saat ini dinilai banyak pihak telah sesuai

dengan harga pembelian pemerintahyang didasarkan pada INPRES No. 2 Tahun 2005 tentang Kebijakan Perberasan

Alasan yang dikemukakan oleh pemerintah pusat untuk kembali melakukan impor beras ini adalah

sebagai upaya antisipasi menahan laju peningkatan hargaberas yang dikhawatirkan dapat menimbulkan tekanan biaya input (cost push)

Terhadap tingkat inflasi nasional yang sedang ditargetkan berada pada tingkat moderat dan tidak terlalu

menghambat tujuan kebijakan fiskal dan moneter pemerintah saat ini.

Upaya menggenjot produksi beras dari domestik sangat tidak dimungkinkankarena membutuhkan waktu

yang tidak pendek dan dikhawatirkan akan merugikan petani.

Impor komoditas pangan utama seperti beras ke dalam negeri dinilai berisiko dan menjadi blunder jika tidak

berdasarkan analisa yang mendalam dan cermat.

Risiko kesalahan data mengenai impor akan berakibat negatif secara langsung ke jutaan petani

Pelaksanaan impor tanpa analisa dan studi yang mendalam, apalagi stok beras di pasaran cukup,

maka secara hukum ekonomi akan membuat harga menurun.

Dampak kebijakan  impor selalu memberi dampak buruk dan Imbasnya jangka panjang terhadap petani adalah kesejahteraan yang rendah sebab mengecilnya angka pendapatan dari pekerjaannya


Itulah informasi mengenai dampak impor beras terhadap petani. Smeoga informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD

Baca Juga : Apa itu Perjanjian Perdagangan Bebas Pada Produk Pertanian ?

Sumber : Kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.