Kenalkan I Gusti Made Dwiadya, Petani Hidroponik Sukses Asal Bali

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah, selain itu hidroponik juga memerlukan lahan yang lebih sedikit dan bisa di budidayakan dimana saja, bahkan di gedung bertingkat di tengah kota besar sekalipun.

Tak heran kini usaha hidroponik telah semakin menjamur dan berkembang pesat, mulai dari perkantoran, instansi pemerintah, hingga pengusaha dan perbankan telah banyak yang melirik usaha ini, termasuk I Gusti Made Dwiadya, ST.

Siapa I Gusti Made Dwiadya?

Nama lengkapnya adalah I GUSTI MADE DWIADYA, ST (35 Tahun). Petani hidroponik sukses asal Bali. Dahulu memulai dengan modal 10 juta, kini pendapatan bersih pendiri Rumah Bali Hidroponik ini tak kurang dari 50 juta/bulan, belum termasuk jasa memasang instalasi hidroponik.

Bapak dari dua orang anak ini juga tak segan-segan membagi ilmunya, mulai dari mengajar di SD, SMP, SMK, Dinas Pertanian ketahanan pangan kota, provinsi, kantor walikota, kantor bupati,  Balai Latihan Kerja Kendari hingga beberapa bank serta instansi pemerintahan

Gambar 1 : Produk I Gusti Made (Sumber : Instagram I Gusti Made)

Suka Duka Awal Membangun Usaha Hidroponik

Awal kisah sukses petani yang menekuni bisnis hidroponik ini justru dimulai dari keterpurukannya masuk penjara, Pak I Gusti Made Dwiadya masuk penjara di rutan selama 2 tahun. Selama di penjara, ia belajar bertani hidroponik dari suatu sekolah yang mengadakan pelatihan di dalam rutan dan setelah keluar dan bebas dari rutan, I Gusti Made langsung memulai usaha hidroponik ini, awalnya memang banyak suka dukanya.

Berikut duka dan suka awal-awal berusaha yang di utarakan I Gusti Made pada chat wa dengan penulis “Kalau dukanya banyak ya kurang modal lah, sayuran gagal panen, hama dan penyakit yang tidak diketahui, tanaman yang tidak maksimal ukurannya, pasar yang sulit dan tidak ada yang mau menerima, tetangga yang nyinyir, cuaca yang tidak bersahabat”.

Baca Juga : 4 Tips Sukses dalam Bertanam Hidroponik Sistem NFT

“Nah, kalau sukanya itu pada saat kita mendapat kunjungan awal dari dinas pertanian, lalu mereka mulai melirik komoditi yang kita tanam, kemudian dikenalkan untuk sekala rumah tangga, kemudian kita beriklan lewat online, instagram, youtube, dan facebook dan sekarang kita hampir menguasai seluruh pasar yang ada di Sulawesi Tenggara yakni pasar restoran dan rumah makan sudah mendapatkan stok sayuran dari kita, walaupun sampai saat ini kita belum bisa menyuplai secara keseluruhan”

Berawal Dari Kemauan Untuk Bangkit Dari Pengalaman Pahit

Selain aktif di media sosial seperti Instagram, beliau juga eksis di Youtube dan telah membagi pengalaman beliau di Youtube. Berikut narasi kutipan dari video wawancara beliau dari youtube.

“Sebenarnya saya ini mantan narapidana, saya belajar ini semua dari dalam rutan.  Di dalam rutan ada pelatihan, dari satu sekolah yang mengajarkan hidroponik. Saya dalam rutan 2 tahun, setiap hari saya belajar sangat detail, sebelum belajar setiap hari saya bermenung. Setelah bebas, saya mau kerja lagi di swasta, tapi pandangan orang saya mantan narapidana, bisa gak saya kerja didalam, mau gak mereka menerima mantan narapidana?”

Hasil Uji Laboratorium Produk Pertanian I Gusti Made Dwiadya
Hasil Uji Laboratorium Produk Pertanian I Gusti Made Dwiadya

 

“Sebenarnya di dalam penjara itu hal yang paling sulit itu bagaimana kita kembali ke masyarakat.  Bagaimana caranya, yaudah saya coba buka usaha dirumah saja agar orang-orang melihatnya itu positif, dan hingga sekarang.” ( https://youtu.be/liwVheMGEjA )

“Saya senang melihat orang lain bahagia, apalagi terpancar kepuasan di wajah mereka setelah menanam sayuran, itu berarti luar biasa buat saya”, jawab I Gusti Made Dwiadya saat penulis wawancarai melalui chat WA.

Sekedar info, produk dari hasil pertanian I Gusti Made Dwiadya telah diuji di laboratorium oleh dinas ketahanan pangan provinsi Sulawesi tenggara dan telah lulus uji serta aman untuk di konsumsi.

Baca Juga : Abdul Qohar, Petani Pepaya Calina yang Berpenghasilan 18 Juta per Bulan

Penulis : Hanif Walas Nafi

Sudah download aplikasi Pak Tani Digital? Klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.