Keadaan Petani RI Ketika Maraknya Virus Corona

Mau tau informasi mengenai keadaan petani ditengah wabah virus corona? Berikut Pak Tani Digital akan membagikan informasinya. Simak ulasannya!

Petani Indonesia

Serangan Virus Corona

Awal Maret 2020, tanah air kita diguncang oleh satu fenomena wabah penyakit dengan wajah yang sangat menyeramkan. Virus yang bertamu ke Indonesia ini awal mula muncul di Wuhan-China akhir 2019 yang lalu.

Berbagai media silih berganti menayangkan jumlah korban yang jatuh silih berganti karena terpapar dengan virus corona ini.

Pasca Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mentapkan status darurat di tengah meningkatnya jumlah korban meninggal akibat virus yang kini telah menyebar ke sejumlah negara termasuk di indonesia.

Beberapa Negara terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja antar negara, karena penyebaran virus ini yang begitu cepat.

Pemerintah tidak berhenti memberikaan himbauan untuk selalu melakukan protokol pencegahan seperti melakukan social distancing dan physical distancing, mencuci tangan dengan sabun.

Menjauhi keramaian hingga diberlakukannya lock down di berbagai kota besar yang dominan terpapar virus ini.

Berbagai kegiatan seperti instansi, perkantoran, kampus, sekolah, untuk sementara waktu dihentikan.

Mengingat virus ini cepat menyebar karena kerumunan, setiap kota besar kini mengawasi secara ketat kegiatan perekonomian dan kunjungan yang akan datang ke kota tersbut.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi penularan virus secara global.

petani

Baca juga: Nilai Tukar Petani Menurun Ditengah Panen Raya

Keadaan Petani Saat Pandemi Corona

Namun rupanya ada beberapa kalangan yang sama sekali merasa bahwa tanah air seperti suasana biasa saja, seperti petani, yang menjalani aktivitas kesehariannya.

Bangun subuh, kemudian menikmati segelas kopi dan sebatang rokok di tangannya, lalu pergi ke sawah. Ditengah pandemi, petani ini tetap segar bugar menjalani aktivitasnya, walau mungkin ketakutan itu tetap ada pada diriya.

Namun karena kebutuhan keluarga untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, petani tidak mengenal kata social distancing.

Berdiam dirumah bukan menjadi pilihan yang terbaik bagi mereka. Beberapa petani juga sering sekali ditemukan tidak memakai APD (Alat pelindung diri) ke sawah.

Jangankan memakai APD, masker atau hand sanitizer pun mereka tidak mempersiapkannya.

Sementara di berbagai kalangan sudah mulai meributkan harga masker yang naik drastis, APD yang langka, dan hand sanitiser buatan sendiri.

Saat ini, bagi petani tak ada waktu libur, disaat semua orang mulai kaget dengan kondisi tanah air yang mulai sepi dan work from home yang entah sampai kapan hal itu diberlakukan.

Sementara petani dengan kesederhanaanya tetap berangkat setiap pagi ke ladangnya masing-masing tanpa memikirkan ada begitu banyak bahaya yang akan ditemui diluar rumah.

Mungkin petani sudah terbiasa, bahkan tidak kagetan. Di kebun, ia sudah terbiasa dengan menyemprot tanamannya menggunakan pestisida.

Setelah itu, terkadang ketika makan pun tangannya tidak di cuci dengan sabun, namun tetap lahap saja menyantap makanannya.

Apalagi sekarang sektor pertanian sangat dibutuhkan orang banyak serta meningkatkan perekonomian negeri ini, jadi tidak ada pilihan lain kalau petani hanya berdiam dirumah.

petani
liputan6.com

Baca juga: Petani Kepri Tetap Panen di Tengah Pandemi Covid-19

Pilihan Petani Saat Pandemi Corona

Bukannya petani tidak waspada, namun adakah pemerintah yang memiliki perhatian kepadanya.

Dengan memberi jaminan memenuhi kebutuhannya sehari-hari jika menerapkan work from home atau social distancing? Adakah yang siap menanggung roda perekonomian para petani?

Petani bukannya tidak mendengar himbauan pemerintah, namun adakah di antara kita yang berada di posisinya di saat istri dan anak mulai kelaparan?

Jangankan dalam menghitung bulan untuk tidak beraktivitas atau berdiam diri, sehari saja, mereka akan resah karena memikirkan penghasilan keluarganya.

Tak bisa membayangkan jikalau petani yang terpapar virus corona, selain mendapat beban psikis dengan lontaran hujatan dari berbagai kalangan karena tidak menaati himbauan pemerintah.

Padahal saat pandemi seperti ini para petani jugan menginginkan berdiam dirumah untuk menjaga diri dan keluarganya.

namun baginya pergi keladang adalah pilihan yang harus dilakukan untuk kelangsungan hidupnya dan hanya bisa berdoa agar virus corona tidak mendekatinya.

Kegentingan negara terhadap wabah COVID-19, pemerintah harus memfokuskan pada pengembalian situasi kesehatan nasional.

Pemerintah di seluruh tingkatan harus satu komando dalam protokoler penanganan COVID-19 yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

Azas gotong royong yang menjadi jiwa masyarakat indonesia harus benar-benar teraplikasikan dalam penanganan wabah yang sedang menyerang negara ini.

Sebab tanpa adanya keseriusan semua lapisan, niscaya indonesia akan menyusul negara dengan kasus kasus yang semakin banyak secara global.


Itulah informasi mengenai keadaan petani saat pandemi corona diberlakukan di Indonesia. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat ya sobat PTD!

Baca juga: Pesanan Hasil Panen Petani Turun 50% Akibat Corona

Sumber: Kader PMII CAB. Kota Palopo.

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.