Startup Sosial Petani Indonesia
Satu abad kiranya aroma kopi khas ini tak tercium. Tenggelamnya eksistensi kopi liberika disebabkan oleh banyaknya tanaman liberika yang terserang penyakit karat daun pada tahun 1907. Saat itu, orang-orang lebih memilih menanam kopi robusta, dan namanya pun mulai tenggelam.
Sejarah Kopi Liberika
Kopi liberika merupakan salah satu jenis kopi yang berasal dari tanah Afrika. Berdasarkan asal usulnya, kopi ini ditemukan di negara dengan nama seperti nama kopi ini yaitu Liberia.
Selain itu, kopi ini juga ditemukan tumbuh secara liar di beberapa kawasan Afrika antara lain Angola, Benin, Kamerun, Afrika Tengah, Kongo, Pantai Gading, Gabon, Gana, Guinea, Liberia, Nigeria, Sao Tomé, Sierra Leone, Sudan, hingga Uganda.
Kopi ini diperkenalkan oleh bangsa Belanda dan mulai ditanam di tanah air pada tahun 1870-an. Saat itu, tujuan Belanda menanam kopi liberika di Indonesia adalah untuk menggantikan tanaman kopi arabika yang terserang oleh penyakit. Namun, seperti yang telah dijelaskan, tanaman kopi dengan aroma khas ini tak bertahan lama dan mulai ditinggalkan.
Pamor Kopi Liberika
Walaupun kopi liberika sempat meredup, namun untuk beberapa tahun terakhir, pamor kopi ini mulai menanjak naik.
Seiring dengan banyaknya penikmat dan penggiat kopi, aroma khas kopi liberika mulai tercium. Tak hanya aroma yang khas, rasa dari kopi ini juga memiliki kekhasan tersendiri, bahkan rasanya tergolong dalam rasa premium sebuah kopi.
Menurut para pencinta kopi, rasa kopi ini sangat unik. Terdapat aroma dan rasa buah seperti buah nangka. Selain itu, beberapa penikmat kopi juga menyatakan bahwa rasa dari kopi ini seperti sayuran.
Kopi yang banyak ditemukan di pulau Sumatera ini yaitu Jambi dan Bengkulu saat ini rata-rata dibanderol dengan harga Rp200.000 per kg.
Baca Juga: Mengenal Kopi Liberika Karawang yang Merambah Ke Rusia
Cita Rasa Premium
Selain unggul di cita rasa, kopi liberika juga unggul dari segi ukuran biji. Biji kopi liberika tergolong lebih besar karena berisi 1 sampai 3 keping kopi.
Namun, kopi ini memiliki kekurangan yakni kulit biji yang lebih tebal. Ini menyebabkan proses pengupasan biji kopi liberika memerlukan waktu lebih lama.
Selain itu, demi mempertahankan cita rasa uniknya pada saat proses pencucian, tidak boleh dilakukan terlalu bersih karena dapat menghilangkan lendir yang terdapat pada biji. Banjir inilah yang akan mengering dan meresap ke dalam biji yang menyebabkan rasa manis alami pada kopi liberika.
Proses pengeringan juga harus diperhatikan karena kadar air maksimal yang terdapat pada biji kopinya adalah 12,5%.
Baik para pecinta kopi maupun bukan, mereka berpikiran sama bahwa rasa kopi liberika adalah rasa yang juara dan layak dikatakan sebagai salah satu jenis kopi premium. Namun, untuk para penikmat kopi yang belum pernah merasakan kopi ini dan penasaran akan rasanya, saat ini baik di media sosial maupun toko-toko online di Indonesia sudah banyak menjualnya.
Walaupun kopi ini hanya ditemukan di sedikit wilayah di Indonesia, tentu dengan media sosial, eksistensinya dapat dipopulerkan di kalangan pecinta kopi sehingga tanaman kopi liberika pun dapat ditanam lebih luas di daerah lainnya.
Baca Juga: Mengenal Kopi Luwak Indonesia yang Banyak Diminati
Penulis: Dino Laferda
Mahasiswa Universitas Muria Kudus
Sumber gambar utama: inibaru.id
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di .
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di .