Startup Sosial Petani Indonesia
Apakah kamu sebelumnya pernah mendengar kopi liberika karawang? Kalau belum pernah, wajar saja, kopi ini tidak sepopuler arabika atau robusta pada umumnya. Kopi liberika karawang ini termasuk baru dan mulai dibudidayakan oleh petani kopi loh karena prospeknya yang bagus.
Di daerah Karawang, Jawa Barat, Liberika tumbuh subur. Di hutan Kutatandingan, Pegunungan Sanggabuana, pohon-pohon liberika tinggi menjulang. Potensinya yang tinggi membuat banyak petani mulai ikut membudidayakannya.
Pada awalnya, kopi ini dibawakan oleh transmigran asal Jambi ke Karawang. Namun sayangnya, sejarah tidak mencatat kapan tepatnya biji kopi tersebut tumbuh di kota Karawang ini.
Baca Juga : 4 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi yang Wajib Diketahui
Tetapi menurut pengakuan ketua kelompol tani kopi Kutatandingan, Aang Sobandi mengatakan bahwa pohon kopi mulai ditanam sekitar 4 tahun yang lalu.
“Awalnya para petani menanam jenis lain, tapi karena tidak laku dan banyak tak terjual, kita coba kenalkan jenis liberika, barangkali cocok di sini,” kata Aang saat ditemui di Kutatandingan, Selasa (2/7/2019).
Sekilas bila dilihat, pohon kopi liberika ini terlihat berukuran lebih tinggi dibandingkan kopi arabika bahkan dapat tumbuh hingga 2 meter. Ketika saat siap seduh, wangi kopi liberika Kutatandingan ini memiliki aroma seperti durian plus aroma bunga yang harum. Tidak hanya itu, rasanya juga seperti bebuahan saat diteguk.
Produktivitas Kopi Liberika Karawang
Aang menuturkan bahwa sejauh ini kualitas yang dihasilkan untuk kopi liberika Kutatandingan ini cukup baik. Ia juga sering mendapat pesanan dari beberapa kedai di Karawang hingga luar kota. “Harganya pun lumayan, satu kilogram greenbean kopi liberika Kutatandingan harganya Rp 40 ribu,” kata Aang.
Baca Juga : Tips Menanam dan Memupuk Tanaman Kopi yang Efektif
Potensi produktivitas kopi ini termasuk tinggi. Dalam satu hektar, bisa menghasilkan 2 ton kopi. “Setahu saya, kawasan Kutatandingan adalah penghasil kopi liberika terbesar di Jawa Barat,” ucapnya.
Karena produktivitas dan harga yang kian membaik dari kopi liberika ini, petani mulai banyak yang tertarik. Saat ini Aang sudah merangkul 14 petani penggarap kopi di 8 hektar lahan di Kutatandingan. Tak hanya petani, pasar di Kutatandingan juga ia rangkul.
Saat ini, kata Aang, mulai ada pesanan dari kedai kopi di Rusia. “Ada temen yang dari Rusia, ia meminta sejumlah sample. Untuk dikenalkan ke sejumlah kedai dari Rusia,” kata Aang.
Sayangnya, potensi Liberika di Kutatandingan belum dilirik pemerintah setempat. Kelompok tani binaan Aang masih bekerja seadanya. “Kami harap ada bantuan pemasaran dan alat dari pemerintah untuk petani kopi Kutatandingan,” ujar Aang.
Disadur dari Detik News
Maap saya mau tanya harga per kilo ny berapa. Kebetulan bpa saya punya kebun d kaki gunung sangkabuana.
Tpi beliaw nanam kopi biasa bukan kopi liberika.