Startup Sosial Petani Indonesia
Berikut informasi dari Pak Tani Digital mengenai perbedaan kopi arabika dan kopi robusta.
Kopi Arabika Dan Kopi Robusta
Sejarah Kopi
Baca Juga : Syarat Dan Ketentuan Bagi Eksportir
Minuman kopi sudah menjadi salah satu minuman yang paling digemari dan dicari di dunia. Identik dengan rasa pahit yang justru menjadi candu bagi kebanyakan orang.
Seiring dengan berjalannya waktu dan pesat nya penyebaran biji kopi ke pelosok penjuru dunia.
Tradisi meminum kopi yang berasal dari dunia barat pun akhirnya diadaptasi oleh masyarakat di Indonesia.
Permintaan kopi indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat.
Serta kopi Arabika mempunyai karekteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen.
Kopi mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1696 pada saat Walikota Amsterdam, Nicholas Witsen.
Memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen untuk membawa biji kopi ke Batavia.
Kopi Arabika pertama tama ditanam dan dikembangkan di daerah timur Jatinegara yang kini lebih dikenal dengan nama Pondok Kopi.
Tak lama setelah itu kopi menjadi komoditi dagang utama VOC.Kopi Jawa pada saat itu sangat terkenal di Eropa sehingga orang Eropa menyebut secangkir kopi adalah secangkir Jawa.
Di Negara – negara barat, meminum kopi di pagi hari bahkan sudah menjadi semacam ritual dan budaya. Tidak lengkap rasanya apabila memulai aktifitas tanpa menyeruput secangkir kopi.
Bahkan di Amerika, kopi menjadi minuman tradisional bagi rakyatnya. Kopi menjadi menu untuk minuman pagi, sore, dan malam hari.
Kebiasaan meminum kopi pun meyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta
Baca Juga : Penanganan Pasca Panen Kubis Guna Menjaga Kualitas Layak Ekspor
Berikut 5 perbedaan kopi arabika dan robusta.
1. Lokasi tanam
Tanaman kopi arabika tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl. Kawasan ini terbilang dataran tinggi dengan suhu yang sejuk antara 16-20 derajat Celsius.
Jika jenis kopi arabika ditanam di dataran kurang dari 700 mdpl maka tanaman akan lebih rentan terkena penyakit daun karat atau Hemileia Vastatrix (HV). Ini menyebabkan tanaman tak tumbuh optimal.
Sementara tanaman kopi robusta dapat tumbuh di daratan rendah yakni di bawah 700 mdpl.
Meskipun biji kopi yang dihasilkan terbilang banyak tapi tanaman kopi robusta lebih rentan diserang serangga. Jenis kopi robusta berbuah pada suhu udara yang lebih hangat.
2. Bentuk biji
Bentuk biji kopi arabika dan robusta juga berbeda. Kopi arabika memiliki bentuk biji sedikit memanjang dan agak pipih. Biji arabika juga memiliki ukuran yang agak besar.
Berbeda dengan biji kopi robusta yang bentuknya agak membulat dan terlihat padat. Ukurannya lebih kecil dibanding biji kopi arabika.
Begitu juga dengan teksturnya yang lebih kasar dibandingkan biji kopi arabika yang halus.
Bentuk dan struktur biji yang berbeda antara arabika dan robusta ini membuat dua jenis kopi ini memiliki teknik roasting yang berbeda.
3. Rasa dan aroma kopi
Kopi robusta dikenal memiliki aroma dan rasa yang kuat dan cenderung kasar. Namun kopi robusta punya rasa yang netral dan kurang bervariasi.
Sebelum disangrai, biji kopi robusta memiliki aroma seperti kacang-kacangan namun ketika sudah disangrai aromanya tak terlalu nikmat, demikian juga saat sudah diseduh.
Tapi soal rasa, kopi robusta cocok buat pencinta kopi strong.
Berbeda dengan kopi arabika. Kopi ini punya varian aroma dan rasa yang sangat variatif.
Saat belum disangrai, biji kopi arabika mengeluarkan aroma segar seperti buah blueberry.
Saat sudah disangrai, kopi arabika mengeluarkan semburat aroma wangi mulai dari bunga, buah hingga kacang-kacangan.
Saat dicicip kopi arabika punya rasa yang tak kalah kaya, kandungan gula yang lebih tinggi pada kopi arabika menjadikan kopi ini terasa manis dan asam.
Aroma dan rasa yang bervarian ini menjadikan kopi arabika disarankan untuk dinikmati secara original tanpa tambahan gula.
Rasa dan aroma kopi arabika juga mendapat pengaruh dari tanaman di sekitarnya, misalnya di sekitar kebun kopi ada tanaman rempah maka kopi juga akan menghasilkan semburat rasa rempah.
4. Kadar kafein
Kopi arabika memiliki kandungan kafein di kisaran 0,9-1,4 persen. Jumlah kafein yang cenderung rendah ini membuat kopi arabika terasa lembut dan tidak pekat saat sudah diseduh.
Kopi arabika juga terbilang nyaman di lambung jadi bagi yang memiliki masalah pada lambung, coba pilih jenis kopi arabika.
Sementara kopi robusta mengandung kafein yang cukup tinggi. Kafein pada kopi robusta ada di kisaran 1,8-4 persen. Kafein yang nendang ini membuat kopi robusta memiliki rasa yang cenderung pahit.
Kebanyakan penikmat kopi robusta adalah kalangan orang tua. Jenis kopi robusta juga banyak dijadikan kreasi sajian seperti kopi susu atau lainnya.
5. Harga
Kedua jenis kopi ini juga memiliki rentang harga yang berbeda. Kopi robusta biasa dibanderol dengan harga yang relatif stabil dan lebih murah daripada kopi arabika.
Alasannya karena kopi robusta punya rasa yang cenderung sama.
Kopi robusta lebih banyak dijual dalam bentuk bubuk siap seduh. Harganya saat ini berkisar Rp 23 ribu-Rp 25 ribu per 100 gram.
Lain dengan arabika yang karakter rasanya lebih variatif.
Semakin unik karakter rasa kopi arabika maka semakin mahal juga harganya, apalagi kalau ketersediaannya juga terbatas.
Kopi arabika banyak diburu para pencinta kopi. Biasanya kopi ini dijual dalam bentuk biji, jadi ketika diseduh aroma dan rasanya masih fresh.
Harga kopi arabika kemasan 100 gr dibanderol bervarian mulai Rp 31 ribu hingga Rp 39 ribu tergantung asal daerahnya.
Itulah informasi mengenai perbedaan kopi arabika dan robusta. semoga informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD!
Baca Juga : Ketahanan Pangan Saat Pandemi dan Solusinya
Sumber : Liputan6.com
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di .
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di .
.