Dampak Resesi Ekonomi Bagi Para Petani

Berikut informasi dari Pak Tani Digital mengenai damapak resesi bagi petani.

Resesi Ekonomi

Dampak Resesi Bagi Petani

resesi
pixabay.com

Baca juga: Gerakan Diversifikasi Pangan Untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Di penjuru negara termasuk Indonesia deang panik menghadapi resesi ekonomi imbas pandemi Covid-19.

Sebagian masyarakat kalangan atas lebih enggan untuk membelanjakan uangnya dan memilih untuk berhemat serta mengincar aset aman seperti emas dan dolar AS.

Semua indikator perekonomian yang dikendalikan dari perkotaan seperti manufaktur, perdagangan, dan konstruksi dan semua bisnis yang dijalankan masyarakat yang berdomisili di perkotaan menjadi merosot turun.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) kuartal II/2020 mengonfirmasi gejala tersebut.

Manufaktur dan perdagangan contohnya, dua sektor utama penopang perekonomian masing-masing tercatat minus 6,19 persen dan minus 7,57 persen.

Berbeda dengan para petani yang tetap pergi kesawah atau kepasar untuk terus menjalankan usahanya untuk memertahankan hidup. Dengan bermodalkan masker dan mencuci tangan sebagai protokol kesehatan yang bisa dilakukan

Ditambah lagi sektor pertanian yang kurang banyak diperhatikan pemerintah, mampu tumbuh positif di angka 2,19 persen.

Kontribusi pertanian ke produk domestik bruto (PDB) juga melesat dari 13,57 persen menjadi 15,46 persen year on year.

Kerugian Para Petani Saat Pandemi

resesi
pixabay.com

Baca juga: Pentingnya Perdagangan Dalam Pencegahan Resesi

Namun menjadi pertanyaan mau sampai kapan sektor pertanian menjadi penopang perekonomian negara?

Kebijakan pemerintah yang memang sedang gencar mendorong investasi berbasis industri, telah mengancam eksistensi pertanian, terutama padi yang menjadi bahan makanan pokok utama masyarakat Indonesia.

Di sisi lain, para petani yang mengalami kerugian saat pandemi karena menurunnya harga pejualan dan daya beli masyarakat tidak ada yang ingin berbelanja ke pasar.

Hal ini membuat para petani tidak ada penghasilan hingga kebingungan bagaimana memutar kembali modal untuk usaha tani nya.

Sejauh ini pemerintah mengumumkan insentif bagi petani dan nelayan berupa program jaring pengaman sosial, subsidi bunga kredit melalui keringanan pembayaran angsuran, pemberian stimulus untuk modal kerja, dan melalui kebijakan untuk kelancaran rantai produksi

Pemerintah sebaiknya memaksimalkan fungsi lembaga-lembaga seperti Bulog dan membeli hasil pertanian dengan harga wajar untuk menyelamatkan petani.

Harapan besar para petani adalah mendapatkan harga jual yang wajar sehingga petani mampu bertahan terhadap usahanya, setidaknya balik modal.


Itulah informasi mengenai dampak yang terjadi pada petani saat resesi ekonomi terjadi di Indonesia. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD!

Baca juga: Potensi Daerah Membangkitkan Keterpurukan Ekonomi

Sumber: Kompas.com

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.