Startup Sosial Petani Indonesia
Mau tau informasi program peningkatan ketahana pangan di Indonesia Timur? Pak tani Digital akan memberikan informasi tersebut. Berikut ulasannya!
Ketahanan Pangan Indonesia
Pentingnya Ketahanan Pangan
Baca juga: Kabar Gembira Dari Petani Karet Sambas Jelang Tutup Tahun 2019
Pangan mempunyai arti penting dalam membangun Ketahanan Nasional. Ketahanan dibidang pangan ini dipandang strategis karena tidak ada negara manapun yang bisa mampu membangun perekonomian tanpa didukung oleh ketersediaan pangan yang cukup bagi warga negaranya.
Di Indonesia, sektor pangan merupakan sektor penentu tingkat kesejahteraan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk bekerja on-farm untuk yang berada di daerah pedesaan.
Sedangkan di daerah perkotaan, masih banyak juga penduduk yang menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi. Memperhatikan hal tersebut, kemandirian pangan merupakan syarat mutlak bagi ketahanan nasional.
Salah satu langkah strategis untuk memelihara ketahanan nasional adalah melalui upaya mewujudkan kemandirian pangan.
Program Ketahanan Pangan Pemerintah
Kementerian Pertanian (Kementan) punya dua jurus untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Indonesia Timur. Caranya dengan memperbaikan sistem logistik dan membangun sentra produksi pertanian.
Baca juga: Data Pasokan Pupuk di Sulsel Menjelang Akhir Tahun
Pemerintah telah mengidentifikasi daerah-daerah yang rawan ketahanan pangan untuk mengimplentasikan program tersebut. Rencananya, pemerintah bakal melaksanakan dua jurus itu mulai 2020 hingga lima tahun ke depan.
Pemerintah akan mengembangkan tanaman-tanaman lokal dan tahan iklim di Indonesia Timur seperti bawang, cabai yang bisa tumbuh di mana-mana. Selain itu tanaman pangan lokal seperti sagu dan singkong juga akan dikembangkan.
Untuk mempermudah distribusi bahan pangan Kementan juga akan memperbanyak jumlah Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di wilayah Indonesia Timur. Papua menjadi salah satu prooritas pembangunan TTIC di tahun depan.
Sebelumnya, Kementan menyebut ada 88 kabupaten/kota di Indonesia yang rentan rawan pangan berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) 2018.
Daerah Rawan Pangan di Indonesia
Dari jumlah tersebut, sebagian besar berada di wilayah timur Indonesia. Daerah yang paling rentan rawan pangan yaitu Nias dan Jaya Wijaya yang artinya sekitar 17,1% daerah Indonesia yang masuk kategori rentan rawan pangan.
Dengan demikian 426 kabupaten/kota lainnya di Indonesia masuk kategori tahan pangan. Jumlah tersebut meningkat secara signifikan jika dibandingan dengan FSVA 2015.
Sebab, ada 177 kabupaten yang meningkat status ketahanan pangannya dalam rentang tiga tahun serta terdapat masalah sosial lainnya seperti masalah kesehataan dan pendidikan.
Secara umum ketahanan pangan nasional menunjukkan perbaikan sepanjang 2012-2018. Ini tercermin dari naiknya indeks ketahanan pangan global (Global Food Security Index/GFSI) Indonesia yang dinilai dari semua aspek menjadi 54,8 pada 2018 dibanding 46,8 pada 2012.
Dengan skor tersebut, Indonesia berada diperingkat 65 dunia dan posisi kelima di tingkat ASEAN. Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri atas empat aspek yaitu affordability terkait dengan cara memotong rantai pasok yang panjang; availability atau terjaganya suplai; quality and safety
Terkait kualitas serta keamanan standar nutrisi dan pengawasan impor; serta natural resources and resilience terkait dengan lahan dan produksi pangan.
Itulah informasi mengenai program ketahanan pangan untuk Indonesia bagian timur. Semoga informasinya bermanfaat ya sobat PTD!
Baca juga: Prediksi BMKG Musim Kemarau Panjang Tak Akan Terjadi
Sumber: Katadata.com
Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.
Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini