Startup Sosial Petani Indonesia
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas yang dibudidayakan di lebih dari 50 negara dan jenis minuman yang penting bagi sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Bukan hanya karena kenikmatan konsumen peminum kopi, melainkan juga nilai ekonomis bagi negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi. Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir kopi terbesar di dunia.
Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Perbedaan di antara kedua varietas kopi terletak pada rasa dan tingkat kafeinnya.
Biji Kopi Arabika lebih mahal di pasar dunia, memiliki cita rasa yang manis dan asam buah atau kebanyakan orang Jawa biasa menyebutnya kecut, dan memiliki kandungan kafein 70% lebih rendah dibandingkan dengan biji Robusta. Untuk penanaman biji Kopi Arabika, umumnya di atas ketinggian 1000 mdpl, idealnya 1400-1700 mdpl karena biji Kopi Arabika memerlukan suhu yang dingin.
Biji Kopi Robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena cita rasanya lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih tinggi dari biji Kopi Arabika. Selain itu, cakupan daerah tumbuh Kopi Robusta lebih luas daripada Kopi Arabika yang umumnya tumbuh di atas ketinggian 800 mdpl.
Baca: Karakteristik Kopi Robusta yang Perlu Anda Ketahui!
Selain itu, Kopi Arabika lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan biji Kopi Robusta lebih murah.
Wilayah subtropis dan tropis merupakan lokasi yang baik untuk budidaya kopi. Oleh karena itu, negara-negara yang mendominasi produksi kopi dunia berada di wilayah Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara.
Pemanenan kopi umumnya dilakukan dengan cara petik rampas dan petik buah matang. Perbedaan dari kedua cara pemanenan kopi di atas adalah pemetikan buahnya. Petik rampas merupakan pemanenan buah kopi secara acak tanpa melihat kematangan buah, buah kopi yang masih berwarna hijau/kuning ikut dipanen sekaligus. Pemanenan kopi dengan petik buah matang yaitu dengan memilih buah kopi yang sudah berwarna merah dan siap untuk dipanen atau biasanya disebut Cherry.
Mengenal Kopi Rengganis
Biji Kopi Rengganis adalah salah satu biji kopi bervarietas Arabika yang ditanam di ketinggian 1400-1700 mdpl. Penanaman biji kopi ini terletak di lereng Pegunungan Argopuro, Jember, Jawa Timur. Asal mula kata Rengganis diperoleh dari nama puncak Gunung Argopuro yaitu Rengganis. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menamai kopi ini dengan nama Kopi Rengganis.
Keistimewaan biji Kopi Rengganis terdapat pada metode pemanenan yang menggunakan pemanenan honney. Pemanenan honney dapat diartikan sebagai pemanenan modern karena dalam pemanenannya sudah memperhatikan warna buah kopi yang sudah matang.
Hal unik dari pemanenan honney adalah pada saat proses pengeringan buah. Buah kopi dipisahkan dari kulitnya dan dipotong (pulper) tetapi daging buah tidak dipisahkan dari biji kopi. Hal itu yang menyebabkan timbulnya cita rasa manis dari Kopi Rengganis ini. Lama pengeringan metode honney 2 dua minggu jika intensitas cahaya matahari terik. Jika intensitas cahaya matahari kurang terik, diperlukan waktu sekitar 4 bulan untuk pengeringannya.
Untuk metode pengolahan Kopi Rengganis, biasanya digunakan metode tubruk. Dalam metode tubruk, kopi dihaluskan dengan ukuran 3 sampai halus tetapi sedikit kasar lalu diseduh dengan air panas. Kopi Rengganis memiliki cita rasa yang unik, rasa Manis Madu yang dominan. Kebanyakan penikmat kopi dapat menemukan cita rasa Apel Hijau, Lemon, dan Leci. Kopi Rengganis juga sering dijadikan sebagai bahan utama dalam festival kopi di Indonesia.
Baca: Kopi Nasional Kian Dicintai Lokal dan Internasional, Peluang & Tantangan
Masalah Petani Kopi Rengganis
Kopi Rengganis adalah salah satu kopi yang penanamannya hanya ada di Jember. Kopi ini tidak dapat ditanam di daerah-daerah lain. Oleh karena itu, Kopi Rengganis merupakan salah satu kopi yang sangat sukar ditemukan di luar Jember.
Permasalahan yang sering dihadapi petani Kopi Rengganis adalah lahan tanam yang terbatas dan kurangnya pengetahuan petani tentang pengolahan kopi. Kurangnya pengetahuan petani akan potensi yang terdapat dalam Kopi Rengganis juga sangat minim.
Hal itu yang menyebabkan harga Kopi Rengganis sangat murah. Harga 1 kg Kopi Rengganis dibandrol dengan harga 25-35 ribu untuk biji hijau (green beans) dan untuk kopi yang sudah disangrai dapat mencapai 50-60 ribu per kilonya.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, perlu diadakan penyuluhan tentang kopi. Pada dasarnya, tanaman kopi harus dirawat dengan baik. Pemberian pupuk dan pemotongan tangkai daun perlu diperhatikan agar mendapatkan buah kopi yang memiliki kualitas bagus.
Untuk pemanenan juga tidak kalah penting, pemanenan petik rampas akan menghasilkan kopi dengan grade B, sedangkan untuk pemanenan petik buah matang menghasilkan kopi dengan grade A. Tentu harga kopi grade A jauh lebih mahal daripada grade B. Harga Kopi Rengganis grade A mencapai 70-80 ribu per kilogram tetapi Kopi Rengganis yang sudah diolah oleh beberapa Kedai Kopi dapat mencapai 350-400 ribu per kilogram. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada Petani Kopi di Indonesia.
“Filosofi Kopi Rengganis, ketelatenan dan kesabaran dalam mengolah sebiji kopi akan menghasilkan rasa yang luar biasa. Karena rasa tidak pernah bohong.”
Baca: Produksi Kopi Turun dalam 5 Tahun Terakhir, Apa yang Harus Dilakukan?
Sumber gambar utama: google.com
Penulis: Albert Emillio
Mahasiswa UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana)