Startup Sosial Petani Indonesia
Persoalan tentang pangan, tidak terlepas dari pentingnya peran para petani, mereka yang merupakan pemeran utama terhadap ketahanan pangan nasional.
Persoalan pangan pun tidak hanya berkutat di tingkat nasional sajam namun hingga tataran global juga, persoalan pangan juga sangat krusial. Apalagi salah satu tantangan terbesar global untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah penanggulangan kemiskinan dan problematika kelaparan.
Namun dalam aplikasinya, jargon pangan murah petani sejahtera yang sering didengar ternyata masih minim alternatif strategi kebijakan yang komprehensif operasional.
Terjebak dalam Kebijakan Tunggal
Jika dipikirkan, produksi pangan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dan harga pangan yang tidak terjangkau masyarakat memiliki risiko yang sangat tinggi serta dapat memicu kerawanan dan konflik sosial masyarakat.
Sering kita mendengar bahwa jargon “Pangan murah , Petani sejahtera” menjadi kartu as dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani kita. Namun sayangnya, publik tidak mendapatkan informasi yang komprehensif tentang bagaimana suatu kebijakan tersebut dapat memperbaiki nasib para produsen dengan konsumen.
Baca Juga : Pentingnya Edukasi Sistem Pola Tanam Bagi Petani
Menciptakan Pangan Murah, Petani Sejahtera
Untuk menciptakan pangan murah dan petani yang sejahtera dalam waktu yang singkat apalagi menggunakan kebijakan tunggal, tidak akan terwujud karena secara logika dan mekanisme, keduanya saling bertentangan.
Hal ini terlihat dari jika pangan murah tentu menguntungkan konsumen produk, namun akan menekan harga di tingkat produsen (petani). Demikian juga sebaliknya. Jika harga pangan mahal, tentu akan menguntungkan produsen (petani) namun tentu akan menekan harga di tingkat konsumen.
Masalah seperti ini hanya bisa diselesaikan dengan menggunakan program yang bersifat beragam untuk diaplikasikan secara bersamaan baik di tingkat produsen dan juga konsumen.
Ilustrasi 1 : Harga pangan terjangkau, konsumen dan produsen sama-sama sejahtera
Kebijakan Untuk Produsen
Kebijakan untuk produsen pada dasarnya dibuat untuk meningkatkan harga di tingkat produsen yang masuk akal karena mengingat usahanya adalah sumber utama pendapatan keluarga para petani.
Dan harga pangan menjadi insentif dan instrumen yang sangat penting bagi petani dalam menjalankan bisnis pertaniannya. Jika harga bahan pangan pertanian murah, maka dapat dipastikan bahwa pendapatan petani turun akan berdampak pada kehidupan keluarga petani yang kurang mampu.
Jika ditelaah, pentingnya kontribusi pendapatan usaha pertanian di pedesaan dapat dilihat dari perbandingan Sensus Pertanian 2003 dan 2013 dimana bisnis pertanian masih merupakan sumber utama pendapatan keluarga petani.
Pada Sensus Pertanian 2013 menunjukkan pendapatan usaha pertanian naik sekitar 2,5% dibanding di tahun 2003. Pada Sensus Pertanian 2013 memiliki persentase 46,6% pendapatan usaha tani dibanding pada tahun 2003 hanya 44,1% saja.
Baca Juga : 3 Alasan Petani Harus Bergabung Dengan Koperasi Pertanian
Kebijakan Harga Reasonable
Salah satu kebijakan yang paling umum adalah menciptakan harga yang reasonable atau masuk akal. Kebijakan ini merupakan hal yang paling lumrah karena disatu sisi petani tidak akan dirugikan karena masih dalam batas yang dapat dimaklumi mengingat usaha yang dilakukan petani.
Kebijakan harga terendah sebagai harga dasar yang tidak merugikan produsen juga perlu didesain agar tidak merugikan produsen jika terjadi paceklik kelebihan stok komoditi.
Kebijakan Peningkatan Produktivitas
Selain kebijakan pengarahan harga pangan yang reasonable (masuk akal), kebijakan peningkatan produktivitas pangan juga sangat penting dalam meningkatkan kuantitas komoditi pertanian, sehingga terciptalah potensi kenaikan harga yang reasonable menjadi lebih meningkat secara signifikan.
Adapun program lain juga adalah peningkatan skala usaha pertanian, intensifikasi pemanfaatan teknologi serta inovasi produksi. Peningkatan kapasitas SDM melalui penyuluhan pertanian, pengurangan resiko kegagalan panen, peningkatan akses pembiayaan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk perluasan jaringan usaha merupakan program-program strategis yang dapat dirancang untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Kebijakan Diversifikasi Industri Pedesaan
Program pendukung lain untuk tingkat produsen yakni penguatan diversifikasi pendapatan lewat industri pedesaan. Dimana produk pertanian asal desa tidak semua dipasarkan dalam bentuk mentahan, namun juga perlu diolah untuk pengembangan industri di pedesaan. Hal ini bisa dilakukan dalam berbagai produk olahan pertanian.
Ilustrasi 2 : Program diversifikasi untuk penguatan pendapatan pertanian pedesaan (Sumber : Tribun Banten)
Kebijakan untuk Konsumen
Kebijakan untuk konsumen pada dasarnya adalah untuk menjamin agar harga pangan di pasar tetap stabil dan tidak membebani konsumen.
Pada Hasil Ekonomi Survei Nasional (Susenas) 2016 menyatakan bahwa kontribusi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total dalam keluarga secara nasional menunjukkan angka 44,57% di masyarakat perkotaan dibandingkan di tingkat pedesaan lebih tinggi yaitu 55,83%.
Baca Juga : Yuk, Kenali Potensi Ternak Kambing di Indonesia
Besarnya tingkat pengeluaran masyarakan baik tingkat perkotaan atau pedesaan dalam membeli kebutuhan pokok pangan, tentu akan sangat memberatkan apabila terjadi harga komoditi pasaran menjadi tidak wajar sewaktu-waktu. Oleh karena itu diperlukan program-program khusus untuk mengaturnya.
Kebijakan Subsidi Pangan
Program subsidi pangan merupakan program bantuan pangan gratis bagi kelompok masyarakat miskin yang tidak mampu membeli pangan yang merupakan bantuan langsung dari pemerintah. Namun memerlukan mekanisme dan kriteria yang tepat agar masyarakat yang menerima akan tepat sasaran.
Kebijakan Diversifikasi Pangan
Program Diversifikasi pangan sangat potensial dijalankan karena sejalan dengan keragaman sumber daya yang ada di pedesaan Indonesia. Produk yang beragam di wilayah yang beragam keanekaragamannya juga akan meningkatkan pendapatan karena akan menimbulkan daya tarik tersendiri.
Bagi konsumen, keragaman konsumsi pangan berarti kesempatan dalam membelanjakan berbagai bahan pangan dengan harga variatig sesuai dengan kondisi rumah tangga.
Publik masih menunggu bagaimana kebijakan yang inovatif dari pemerintah yang bersifat multi dan beragam. Hal ini penting dalam mewujudkan visi misi pangan murah, petani sejahtera. Dimana tidak ada penekanan disatu sisi saja, melainkan di kedua sisi sama-sama merasakan kesejahteraannya.
Kompasiana.com
Subejo, Ph.D