Pernah Terlupakan, Alpukat Pameling Berkibar Kembali

Mau tau informasi mengenai informasi mengenai alpukat pameling? Berikut Pak Tani Digital akan membagikan informasi mengenai hal tersebut. Simak ulasannya!

Alpukat Pameling

Mengeal Apukat Pemaling

alpukat pameling
malangtimes.com

Baca juga: Ingin Budidaya Alpukat di Dalam Pot? Ini Dia Caranya

Tanah Kabupaten Malang sudah banyak ragam buah yang menjadi kebanggan di Malang, selain kopi, apel, jeruk hingga druian sekarang sudah bertambah lagi salah satu ragam dari sentra perkebunan di Malang yaitu buah alpukat.

Alpukat yang memiliki nama khas pameling ini berasal dari Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang. Nama pameling berasal dari eks Bupati Malang yaitu rendra Kresna yang memiliki arti selalu diingat telah menjadi salah satu primadona buah-buahan di tingkat nasional.

Dimana, dalam acara Pekan Nasional Petani Nelayan yang diadakan di Aceh, 2017 lalu, alpukat Pameling Lawang mendapat peringkat juara II  sebagai buah unggulan nasional.

Keunggulan yang dimiliki alpukat ini seperti berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim sehingga tidak berhenti berbuah, dagingnya yan tebal, berwarna kuning mentega dan bijinya relatif kecil.

Serta memiliki kandungan kaya nutrisi dan serat, vitamin dan mineral ini sangat digemari oleh masyarakat sekitar.

Padahal dahulu alpukat ini pernah dilupakan dan dalam waktu 2 tahun alpukat Pameling pun mulai berkibar dan kembali mendapat respon pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.

Selain itu alpukat ini mulau mendapat pendampingan serius melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) di bawah komando Budiar Anwar.

Peningkatan Ekspor 

alpukat pameling
siaranpublik.com

Baca juga: Cara Budidaya Buah Tin Dalam Pot Bagi Pemula

Hasilnya, alpukat Pameling pun kini telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia hingga menuju Eropa. Bahkan sekarang alpukat Pameling sudah mau bersaing memperebutkan pasar buah di berbagai negara.

Salah satunya adalah Swiss yang telah merasakan lezat dan sehatnya buah dengan manfaat tinggi bagi kesehatan manusia ini.

Permintaan alpukat Pameling Lawang bisa mencapai 100 ton per bulannya, khusus untuk pasar Swiss. Sedangkan, untuk satu pohon menghasilkan kurang lebih 250 kilogram (kg) dengan berat per buah bisa mencapai 2 kg.

Untuk panen, buah ini bisa berbuah dua kali dalam setahun, yaitu musim rojo di bulan Juni dan saat musim apit di bulan Desember.

Harga pada panen raya adalah Rp 30 ribu/kg, sedangkan pada saat panennya sedikit harganya mencapai Rp 50-60 rb/kg. Harga buah ini sangat bagus dan menguntungkan bagi petani.

Dengan populernya alpukat Pameling akan membuat sektor perkebunan semakin bergairah. Eksesnya adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Malang sebagai bagian dari program strategis yang habis di awal tahun 2021.

Besar harapa untuk Alpukat Pameling dapat dikembangkan secara luas dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan keluar negeri. Kami akan fokus untuk peningkatan produksi dan mutu yang tujuannya adalah ekspor-ekspor dan ekspor terus.


Itulah informasi mengenai alpukat pemaling. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat ya sobat PTD!

Baca juga: 7 Tips Budidaya Nangkadak yang Berbuah Lebat

Sumber: 8merdeka.com

Ingin menjual hasil panen kamu langsung ke pembeli akhir? Silahkan download aplikasi Marketplace Pertanian Pak Tani Digital di sini.

Butuh artikel pertanian atau berita pertanian terbaru? Langsung saja klik di sini

3 thoughts on “Pernah Terlupakan, Alpukat Pameling Berkibar Kembali

    1. Halo Pak/Bu, Anda bisa coba cari bibit alpukat di aplikasi Pak Tani Digital. Silahkan download aplikasinya di bit.ly/paktaniapp ya. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.