Startup Sosial Petani Indonesia
Kelapa sawit, jika dikelola dengan benar, bisa mendatangkan manfaat yang baik. Pada dasarnya, nenanam tumbuhan ini perlu memperhatikan aspek lingkungan sekitar. Untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang berkualitas baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengelola perkebunan sawit. Apa sajakah itu? Langsung saja simak di bawah ini.
Pakailah bibit unggul
Bibit sawit unggul umumnya memiliki ciri-ciri berikut ini:
- Kecambah berasal dari produsen yang telah memiliki izin dari Departemen Pertanian. Penangkarnya pun telah memiliki izin dan diawasi oleh Dinas Perkebunan Propinsi—dilihat dari diberikannya sertifikat.
- Usia tanamannya adalah antara 9-14 bulan tanpa memangkas pelepah/daun sehingga menghindarkan tanaman dari stres. Setelah ditanam, sebaiknya dibiarkan sejenak dengan tidak langsung diberikan pupuk—terutama jika cuaca saat itu sedang hujan. Di bulan berikutnya, barulah pupuk boleh diberikan.
Memperhatikan kondisi tanah
Ada anggapan yang mengatakan bahwa tanaman ini termasuk “tanaman bandel”. Artinya, ia bisa hidup di berbagai kondisi tanah meskipun hasil akhirnya tidak bagus. Tapi, siapa yang mau kebunnya menghasilkan yang tidak bagus? Karena itu, kondisi tanah perkebunan juga perlu diperhatikan. Umumnya, lahan untuk perkebunan sawit dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu tanah gambut dan tanah mineral.
Tanah mineral umumnya berada di daerah perbukitan/pegunungan. Jika ingin menanam sawit di daerah seperti ini, sebaiknya dibuatkan teras agar pupuk tidak hanyut ketika hujan sekaligus memudahkan pemanenan. Tanah gambut umumnya cukup lunak sehingga membuat air cenderung tergenang saat musim hujan. Oleh karena itu, sebaiknya dibuat jalur air untuk mencegahnya.
Baca juga: Jenis-Jenis Kelapa Sawit yang Perlu Diketahui
Mendapatkan sinar matahari yang cukup
Bukan tanpa alasan mengapa perkebunan sawit banyak didirikan di daerah-daerah dekat khatulistiwa. Tanaman sawit memerlukan sinar matahari yang cukup untuk memengaruhi tumbuh-kembang pohonnya.
Jarak tanam pun ikut menentukan pertumbuhan tanaman ini. Sebaiknya, ikuti cara menanam dengan jarak yang telah dianjurkan menurut karakteristik bibit dan panjang pelepah. Misalnya, jarak tanam antar pokok bisa 8-9 meter. Untuk lahan datar, umumnya 1 hektar bisa ditanam sekitar 125-144 batang, sementara untuk lahan teras dengan kemiringan cenderung ekstrim, umumnya bisa ditanam 100 – 120 batang.
Perhatikan curah hujan
Pohon ini umumnya akan sangat baik jika berada di daerah dengan curah hujan tinggi. Dataran tinggi dan daerah hutan yang umumnya memiliki kelembapan cukup tinggi dan curah hujan teratur biasanya adalah kondisi ideal bagi tanaman palma ini.
Bersihkan sekitar pohon dari gulma
Gulma adalah parasit yang mengganggu perkembangan pohon. Maka dari itu, pastikan tanah di sekitar pohon bersih dari gulma. Itulah sebabnya mengapa setiap pohon perlu diberi jarak. Jika pelepah sawit telah memanjang, sebaiknya setidaknya setengah diameter lingkar pelepah dibersihkan dari gulma. Cara membersihkannya bisa dilakukan dengan penyemprotan (dengan memakai bahan yang aman buat tumbuhan ini sendiri) atau bisa dengan memotong manual.
Memupuk dengan dosis yang tepat
Pupuk diperlukan untuk produksi batang, pelepah, dan tentu saja buah itu sendiri. Sebaiknya, gunakan pupuk yang baik dan bermutu bagus. Kadang, harganya memang sedikit lebih mahal, tapi lebih baik mengeluarkan biaya lebih banyak namun menghasilkan kualitas yang baik daripada menghemat tapi justru menghabiskan lebih banyak biaya untuk perbaikan tanaman.
Itulah 6 tips yang perlu diketahui oleh orang-orang yang ingin mengelola ataupun memulai usaha perkebunan sawit. Jika tips-tips diatas dilakukan dengan prosedur yang benar, tentunya pohon sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) sekaligus mendatangkan banyak keuntungan.
Baca juga: 10 Manfaat Kelapa Sawit
Sudah download aplikasi Pak Tani Digital belum? Silahkan download di .