Startup Sosial Petani Indonesia
Dari zaman ke zaman, dengan teknologi yang semakin canggih, pertanian sekarang pun bisa memproduksi panen yang mencapai ribuan kilogram sayuran dalam sehari. Namanya Sistem Smart Farm. Bukan termasuk pertanian konvensional, melainkan pertanian dalam ruangan.
Negara China membuat inovasi baru tersebut dalam bidang pertanian yang tidak memerlukan sinar matahari, sama sekali tidak menggunakan pestisida maupun bahan-bahan kimia, dan bahkan mampu menghemat air. Inovasi tersebut merupakan milik perusahaan Sanan Sino-Science yang terletak di Anxi, Provinsi Fujian, China.
Perusahaan Sanan Sino-Science mengumumkan perluasan proyek smart farm berteknologi canggih. Luas pertaniannya kini mencapai 5000 m2. Satu hari bisa menghasilkan 8 hingga 10 ton sayuran segar. Hasil panen itu setara dengan memberi makan hampir 36.000 orang.
Karena teknologi tersebut masih dikatakan baru, perusahaan ini hanya membutuhkan 4 orang pekerja untuk mengawasi dan memperhatikan tanaman. Hal ini tentu berbeda dengan pertanian konvensional yang luas lahannya sama, tetapi membutuhkan sekitar banyaknya 300 petani untuk menggarap dan menanam sayuran.
Sanan Sino-Science adalah perusahaan yang mempopulerkan sistem smart farm dan yang pertama dijuluki sebagai pertanian vertikal terbesar di dunia dengan luas lahan seluas 1 hektar. Namun, pertanian dengan inovasi terbarunya ini disebut lebih efektif dan efisien dibanding pertanian vertikal.
Baca: Indoor Farming, Wujud Pertanian Masa Depan yang Modern
“Dibandingkan dengan smart farm generasi pertama kami, perkebunan baru ini menghasilkan hasil yang lebih efektif sekaligus mengurangi biaya tenaga kerja dan lingkungan,” ucap Zhan Zhuo selaku CEO Sanan Sino-Science.
Salah satu keunggulan smart farm tersebut adalah waktu panen sayur yang cepat. Pertanian konvensional biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 hingga 60 hari untuk mencapai masa panen. Itu pun masih tergantung cuaca dan kemungkinan terserang hama dan penyakit. Sedangkan smart farm hanya membutuhkan waktu 18 hari untuk memanen varietas sayur kecil dan 33-35 hari untuk varietas sayur besar yang bersih dan sehat. Karena salah satu faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman selain gizi dan air adalah sinar matahari.
Baca: Mengetahui Sistem Surjan, Kearifan Lokal Masyarakat Tani Indonesia
Tapi, setiap penanam tahu bahwa siang hari adalah di luar kendali. Dengan demikian, siang buatan manusia itu semakin dikenal pada budidaya hortikultura, seperti daylight yang dapat mengontrol artifisial musim pertumbuhan tanaman dan secara drastis mempersingkat waktu untuk pertumbuhan tanaman.
Penggunaan itu sebagai tambahan terang, sewaktu-waktu satu hari dapat meningkatkan pencahayaan, selalu membantu tanaman fotosintesis. Terutama musim dingin, dapat memperpanjang waktu pencahayaan yang efektif.
Maka dari itu, smart farm tersebut memakai sistem yang bisa mengatur suhu, sumber air, kelembapan udara, nutrisi, dan LED tipe Growlight khusus yang menggantikan sinar matahari. Sistem ini dinilai bisa menghemat penggunaan air. Cahaya yang berasal dari LED khusus itu bisa memudahkan tanaman untuk berfotosintesis karena LED menyala pada temperature yang lebih dingin, beda dengan LED yang biasa digunakan untuk penerangan rumah. Proses mengubah energi cahaya menjadi energi kimia untuk kebutuhan tanaman.
“Metode ini sangat menguntungkan lingkungan yang menantang seperti padang pasir, pegunungan, atau di kota besar yang memerlukan biaya lebih untuk upah tanaga kerja,” kata Zhan Zhou.
Zhan Zhou juga menambahkan kalau smart farm tersebut bisa menghasilkan 3.000 hingga 3.500 ton sayuran tiap tahun. Sayuran yang dihasilkan dari smart farm ini didistribusikan ke seluruh wilayah di Fujian dan Shanghai. Harganya pun lebih mahal dibanding dengan sayuran biasa. Maklum, karena prosesnya yang canggih dan begitu cepat.
Baca: Sistem Mina Padi, Kombinasi Lahan Sawah dengan Budidaya Ikan
Referensi: detik.com
Penulis: Yusril Wicaksana
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi – Univ. Muria Kudus
Sudah download aplikasi Pak Tani Digital? Klik di .